MOSKOW, iNews.id – Uni Eropa untuk kesekian kalinya menjatuhkan sanksi kepada Rusia atas agresi militer Moskow di Ukraina. Namun, Rusia menilai tindakan semacam itu justru hanya semakin menambah masalah bagi Uni Eropa.
“Paket (sanksi) saat ini akan memiliki efek yang sama seperti yang sebelumnya, (yaitu) memperburuk masalah sosial-ekonomi di Uni Eropa sendiri," ungkap Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, Sabtu (17/12/2022), dalam sebuah pernyataan yang dikutip Reuters.
Pemberontak RSF Dituding Tutupi Skandal Genosida dengan Bakar dan Kubur Jenazah
Kendati demikian, Zakharova meminta Uni Eropa untuk membatalkan semua pembatasan yang secara langsung atau tidak langsung berdampak pada ekspor biji-bijian dan pupuk Rusia.
Para pemimpin Uni Eropa pada minggu ini setuju untuk mengalokasikan bantuan senilai18 miliar euro untuk Ukraina pada tahun depan. Mereka juga sepakat untuk memukul Moskow dengan paket sanksi kesembilan.
Putin Kumpulkan Para Petinggi Militer Rusia, Ada Apa?
Paket sanksi tersebut antara lain berupa penambahan 200 orang Rusia ke dalam daftar hitam Uni Eropa. Selain itu, blok tersebut juga melarang negara-negara anggotanya untuk terlibat dalam investasi industri pertambangan Rusia.
Pada Kamis (15/12/2022) lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, pihaknya akan memperluas kerja sama perdagangan dengan para mitra baru Rusia. Di antara langkah yang bakal ditempuh Moskow yaitu meningkatkan ekspor gas ke China secara drastis, untuk memerangi sanksi Barat.
Editor: Ahmad Islamy Jamil
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku