Rusia Tolak Mentah-Mentah Tarik Pasukan saat Natal: Ukraina Harus Terima Kenyataan!
LONDON, iNews.id - Rusia menolak mentah-mentah permintaan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menarik pasukan sebagai syarat untuk dimulainya pembicaraan damai. Sebaliknya, Rusia menegaskan Ukraina harus menerima kenyataan dari operasi militer khusus yang dimulai sejak 24 Februari.
Zelensky mengungkap proposal itu dalam pidato virtual kepada para pemimpin negara G7, Senin (12/12/2022). Dia meminta dukungan bagi solusi perdamaian, yang bisa dimulai dengan mendesak Rusia menarik semua pasukannya dari Ukraina mulai Natal mendatang.
Pada kesempatan itu Zelensky juga mendesak bantuan peralatan militer lebih banyak, di samping keuangan dan energi.
Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, Ukraina bukan hanya harus menerima kenyataan soal operasi militer khusus, tapi juga pencaplokan empat wilayahnya sejak September lalu, yakni Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia, dan Kherson.
“Ini adalah tiga langkah menuju berlanjutnya permusuhan. Pihak Ukraina perlu mempertimbangkan realitas yang berkembang selama ini,” kata Peskov.
Kenyataan, lanjut dia, menunjukkan wilayah Federasi Rusia telah berkembang sebagai hasil dari referendum.
Ukraina, negara Barat, serta sebagian besar negara anggota Majelis Umum PBB menolak hasil referendum Rusia yang merebut empat wilayah Ukraina. Referendum dilakukan warga keempat wilayah itu di bawah tekanan senjata.
Zelensky mendesak para pemimpin G7 untuk mendukung proposalnya yakni menggelar KTT Perdamaian Global.
KTT tersebut akan difokuskan pada implementasi 10 rencana perdamaian yang diusulkan Ukraina, di antaranya menarik semua pasukan Rusia dari Ukraina dan tidak ada konsesi teritorial.
"Tidak peduli apa yang ingin dilakukan oleh agresor, ketika dunia benar-benar bersatu, maka dunialah, bukan agresor yang menentukan bagaimana peristiwa berkembang," kata Zelensky, dalam pesan video, Senin malam.
Editor: Anton Suhartono