Sadisnya Perang Saudara di Sudan, Pemberontak RSF Bunuh 1.500 Warga Sipil dalam 3 Hari
DOHA, iNews.id - Ribuan orang tewas akibat serangan pemberontak Sudan, Pasukan Dukungan Cepat (RSF), dalam upaya mereka merebut Kota El Fasher, Provinsi Darfur. RSF berperang melawan pasukan pemerintah Sudan untuk menggulingkan pemerintahan sah.
Jaringan Dokter Sudan mengungkap, personel RSF membunuh sedikitnya 1.500 orang selama 3 hari terakhir. Para korban adalah warga sipil yang berusaha melarikan diri dari kota yang terkepung tersebut. Kelompok yang menangani perang saudara di Sudan itu menggambarkan serangan RSF sebagai praktik genosida sesungguhnya.
"Pembantaian yang disaksikan dunia saat ini merupakan perpanjangan dari apa yang terjadi di El Fasher lebih dari 1,5 tahun lalu, ketika lebih dari 14.000 warga sipil tewas akibat pengeboman, kelaparan, dan eksekusi di luar hukum," bunyi pernyataan Jaringan Dokter Sudan, dikutip Kamis (30/10/2025).
Disebutkan, serangan RSF tersebut bagian dari kampanye pembunuhan dan pemusnahan yang disengaja dan sistematis.
Laboratorium Penelitian Kemanusiaan (HRL) Yale juga mengungkap fakta mengerikan. Mereka memiliki bukti baru pembunuhan massal di wilayah Yale.
Gambar satelit di El Fasher yang diambil setelah RSF memasuki kota menunjukkan, sekelumpulan objek seukuran tubuh manusia serta area luas berwarna merah di permukaan tanah.
RSF terlibat dalam perang saudara dengan tentara pemerintah Sudan sejak 2023, dalam konflik yang telah menewaskan puluhan ribu orang serta mameksa lebih dari 12 juta orang mengungsi.
Pasukan paramiliter menyerbu El Fasher yang dianggap sebagai benteng terakhir tentara pemerintah di Darfur sejak Minggu (26/10/2025) setelah 17 bulan mengepungnya.
Editor: Anton Suhartono