Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Trump Bakal Berikan Bansos Rp33 Juta ke Setiap Warga AS, Bisa untuk Meringankan Pajak
Advertisement . Scroll to see content

Saling Tuding, Pertemuan Pejabat Tinggi AS dan China Berlangsung Panas 

Jumat, 19 Maret 2021 - 08:41:00 WIB
Saling Tuding, Pertemuan Pejabat Tinggi AS dan China Berlangsung Panas 
Pertemuan pejabat tinggi AS dan China berlangsung panas (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

ANCHORAGE, iNews.id - Pertemuan pejabat tinggi Amerika Serikat dan China di Anchorage, Alaska, Kamis (18/3/2021), berlangsung panas. Masing-masing pihak melontarkan teguran tajam terhadap kebijakan satu sama lain.

Amerika Serikat diwakili Menteri Luar Negeri (Menlu) Antony Blinken dan Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan, sementara China diwakili Menlu Yang Jiechi dan Anggota Dewan Negara Wang Yi

AS menuduh China bersikap sombong dan melanggar protokol pertemuan dengan berbicara teralali lama. Sebelum pertemuan, Dubes China di Washington DC mengatakan AS hanya berangan-angan jika beranggapan negaranya mau berkompromi.

Blinken membuka pertemuan dengan mengangkat pelangaran terkait muslim Uighur serta krisis di Hong Kong dan masalah Taiwan.

"Kami akan membahas keprihatinan mendalam dengan tindakan China, termasuk di Xinjiang, Hong Kong, Taiwan, serangan dunia maya di Amerika Serikat, serta pemaksaan ekonomi terhadap sekutu kami. Setiap tindakan ini mengancam tatanan yang mengatur stabilitas global," kata Blinken, dalam sambutan yang blak-blakan, dikutip dari Reuters, Jumat (19/3/2021).

Yang pun menanggapi dengan menyampaikan pidato 15 menit dalam bahasa China. Dia mengkritik apa yang disebut AS sebagai perjuangan demokrasi, perlakuan buruk terhadap minoritas, serta mengkritik kebijakan luar negeri dan perdagangan.

"Amerika Serikat menggunakan kekuatan militer dan hegemoni keuangannya untuk menjalankan yurisdiksi tangan panjang dan menekan negara lain. Itu menyalahgunakan apa yang disebut gagasan keamanan nasional untuk menghalangi kerja sama perdagangan yang wajar dan menghasut beberapa negara untuk menyerang China," kata Yang.

Dia menegaskan, AS tidak punya kemampuan untuk mengatakan ingin berdialog dengan China dengan posisi yang kuat.

"Pihak AS bahkan tidak memenuhi syarat untuk mengatakan hal-hal seperti itu, bahkan 20 tahun atau 30 tahun lalu, karena ini bukan cara untuk berurusan dengan rakyat China," ujarnya.

Blinken pun menahan wartawan untuk tetap berada di ruangan, mendengarkan tanggapan AS mengenai pernyataan Yang.

Lebih lanjut Sullivan mengatakan AS tidak ingin berkonflik dengan China, namun akan membela prinsip serta para sekutunya. 

Dia memuji keberhasilan pendaratan misi NASA menjelajah di Mars dan menegaskan kemampuan AS untuk terus-menerus berubah.

Kedua delegasi juga cekcok mengenai kapan jurnalis bisa keluar ruangan. Rencana pidato pembukaan yang sedianya hanya berlangsung beberapa menit jadi molor hingga lebih dari 1 jam. 

Setelah pertemuan awal itu, seorang pejabat senior pemerintahan AS mengatakan China melanggar protokol yang disepakati, yakni waktu 2 menit untuk menyampaikan pidato pembukaan oleh masing-masing prinsipal.

"Delegasi China tampaknya datang dengan niat sok, fokus pada panggung publik dan drama, ketimbang substansi," kata pejabat itu.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut