Satu-satunya Korban Selamat Jatuhnya Pesawat Air India Muncul ke Publik, Ungkap Penderitaan dan Trauma
NEW DELHI, iNews.id - Viswash Kumar Ramesh (39), satu-satunya korban selamat kecelakaan pesawat Air India pada 12 Juni lalu untuk pertama kali angkat bicara secara lengkap ke media. Dia menjalani perawatan di rumah sakit selama beberapa bulan untuk memulihkan kondisinya akibat menderita luka parah.
Kini dia sudah pulang ke rumahnya di Leicester, Inggris. Berbicara kepada BBC untuk pertama kali sejak kecelakaan, Ramesh tampak emosional dan bercerita apa adanya tentang dampak kecelakaan tersebut.
Pesawat Boeing 787-8 Dreamliner dengan nomor penerbangan AI 171 itu jatuh tak lama setelah lepas landas dari bandara di Ahmedabad, menewaskan 260 orang, baik penumpang dan kru pesawat maupun orang di darat.
Secara ajaib, Ramesh, penumpang yang duduk di kursi 11A, berhasil selamat dari reruntuhan pesawat, seorang diri, meski kehilangan adiknya.
Dalam wawancara dengan media Inggris itu, Ramesh berbagi penderitaan fisik dan mental mendalam yang dia alami pasca-bencana tragis tersebut.
Ramesh harus bergulat dengan berbagai kenyataan pahit, yakni rasa sakit fisik yang luar biasa serta gangguan stres pascatrauma (PTSD), termauk karena kehilangan adik tercintanya, Ajay (27).
Meski bersyukur masih hidup, Ramesh mengungkapkan rasa hancur dan terisolasi, terjebak dalam perjuangan terus-menerus melawan kilas balik dan trauma yang membuatnya hanya bisa berdiam di kamar tidur.
“Semuanya terjadi di depan mata saya,” kata Ramesh.
“Saya tidak tahu bagaimana bisa selamat. Di depan mata saya, pramugari dan yang lainnya tewas. Setelah lepas landas, rasanya seperti pesawat berhenti mendadak selama 5 hingga 10 detik,” ujarnya, lagi.
Rekaman mengejutkan yang beredar luas memperlihatkan dirinya tertatih-tatih menjauh dari reruntuhan pesawat dengan luka ringan, sementara asap mengepul di belakangnya.
Ramesh menyebut dirinya sebagai orang paling beruntung karena masih hidup, namun mengakui harus menanggung beban duka dan trauma yang hampir tak tertahankan.
Saudaranya, yang hanya beberapa kursi darinya, tewas dalam kecelakaan itu, kehilangan yang menghancurkan fondasi keluarganya.
Ramesh menceritakan bagaimana PTSD menghantuinya setiap hari.
Dia merasa mustahil untuk mengingat kembali momen kecelakaan itu, membuatnya tak bisa tidur setiap malam.
"Saya hanya satu-satunya yang selamat. Tapi saya masih belum percaya. Ini sebuah keajaiban," tuturnya.
"Saya juga kehilangan adik saya. Saudara laki-laki saya adalah tulang punggung saya. Beberapa tahun terakhir, dia selalu mendukung saya," ujarnya, melanjutkan.
Ibunda Ramesh juga sangat terpukul dengan kejadian itu, mengisolasi diri di rumah.