Sehari Sebelum Lengser, Donald Trump Ternyata Lakukan Ini kepada Negara Arab
ABU DHABI, iNews.id – Donald Trump kini tak lagi menjabat presiden AS. Sejak Rabu (20/1/2021), politikus Partai Republik itu resmi digantikan lawannya di Pilpres AS 2020, Joe Biden.
Sehari sebelum meninggalkan Gedung Putih, Trump masih sempat merampungkan sejumlah pekerjaan yang tersisa, termasuk soal perdagangan senjata dengan sekutu Amerika. Salah satunya dengan Uni Emirat Arab (UEA).
Pada Jumat (22/1/2021) kemarin, negara Teluk itu mengonfirmasi telah menandatangani perjanjian terkait pembelian 50 jet tempur F-35 dan 18 drone (pesawat tak berawak) bersenjata dengan Amerika Serikat. Perjanjian itu ditandatangani pada hari terakhir Donald Trump menjabat sebagai presiden AS.
Reuters melansir, selain pembelian pesawat tempur F-35 dan drone militer, UEA juga mendapat kesepakatan soal pembelian alat pertahanan lainnya. Nilai total perjanjian jual beli alutsista itu mencapai 23 miliar dolar AS (Rp324,25 triliun).
Kedutaan Besar UEA di Washington DC menyatakan lewat situs webnya, surat perjanjian itu telah diselesaikan pada Selasa (19/1/2021) waktu setempat. Surat itu mengonfirmasikan persyaratan pembelian, termasuk biaya, spesifikasi teknis, dan jadwal pengiriman yang telah diperhitungkan.
UEA selaku sekutu dekat AS, telah lama menyatakan minatnya untuk memperoleh jet tempur F-35 siluman buatan Lockheed Martin. Kedubes UEA mengatakan, kontrak pembelian alutsista dengan AS kali ini mencakup sebanyak 50 pesawat tempur F-35A senilai 10,4 miliar dolar AS; 18 drone MQ-9B senilai 2,97 miliar dolar AS, dan; berbagai amunisi senilai 10 miliar dolar AS.
Kantor kedutaan itu tidak menyebutkan pasti tanggal pengiriman pesawat F-35 ke UEA. Akan tetapi, sejumlah sumber yang mengetahui masalah itu mengatakan kepada Reuters bahwa proposal awal yang disampaikan ke UEA mengatakan pengiriman jet tempur itu akan berlangsung pada 2027.
Pada Desember lalu, Senat AS menolak upaya pemblokiran transaksi jual beli alat pertahanan dengan UEA—yang diajukan lawan politik Donald Trump. Para penentang itu menilai kontrak tersebut dilakukan dengan terburu-buru.
UEA pada Kamis (21/1/2021) lalu menyatakan, mereka berharap dapat bekerja sama dengan Pemerintahan Presiden Joe Biden di masa mendatang.
Editor: Ahmad Islamy Jamil