Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Prabowo Ingin Datangkan Guru dari Selandia Baru, Ajarkan Calon PMI Bahasa Inggris
Advertisement . Scroll to see content

Selandia Baru Konfirmasi Kasus Pertama Virus Korona, Libatkan Pria yang Terbang dari Bali

Jumat, 28 Februari 2020 - 21:07:00 WIB
Selandia Baru Konfirmasi Kasus Pertama Virus Korona, Libatkan Pria yang Terbang dari Bali
Seorang perempuan mengenakan masker sambil melihat ponselnya saat duduk di kereta metro kosong pada 28 Februari 2020, di Milan. (FOTO: Miguel MEDINA / AFP)
Advertisement . Scroll to see content

WELLINGTON, iNews.id - Selandia Baru mengonfirmasi kasus virus korona pertama pada Jumat (28/2/2020). Virus itu menjangkiti warga yang baru-baru ini dari Iran, yang melakukan perjalanan ke Auckland melalui Bali.

Para pejabat kesehatan mengatakan, orang itu, yang berusia 60-an, sedang dirawat di Rumah Sakit Kota Auckland.

"Mereka berada dalam kondisi yang membaik dalam isolasi, di ruang tekanan negatif untuk mencegah penyebaran penyakit," demikian pernyataan departemen kesehatan, seperti dilaporkan AFP.

Orang itu, yang dilaporkan adalah seorang warga negara Selandia Baru, tiba di Auckland pada Rabu lalu. Anggota keluarga membawanya ke rumah sakit setelah khawatir tentang kondisi individu tersebut.

Para pejabat mendesak setiap penumpang dalam penerbangan terakhir maskapai Emirates itu, yang berangkat dari Bali ke Auckland, untuk menghubungi pihak berwenang jika mereka khawatir.

Namun, pihak berwenang meremehkan risiko dengan menyebut situasinya sudah ditangani dengan baik.

"Meskipun kami memiliki kasus COVID-19 pertama kami, kemungkinan wabah komunitas tetap rendah," demikian isi pernyataan itu.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan David Clark mengatakan Selandia Baru memberlakukan larangan perjalanan yang ketat pada kedatangan dari Iran, mirip dengan yang sudah diberlakukan pada kedatangan dari China.

Dia mengatakan tindakan itu diambil setelah lonjakan infeksi di Iran, di mana virus itu menewaskan 26 orang, jumlah kematian tertinggi di luar China, dan karena informasi yang tidak dapat dipercaya dari republik Islam itu.

"Jelas situasi di Iran ini memprihatinkan, ada penyebaran penyakit yang sedang berlangsung di sana dan sebagian besar ketidakpastian tentang skala wabah dan kemampuan untuk menahannya," katanya, kepada wartawan.

"Informasi yang muncul dari Iran tampaknya tidak sesuai dengan apa yang keluar dari negara lain dalam hal tingkat kematian per kejadian."

Editor: Nathania Riris Michico

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut