Semakin Nekat, Korea Utara Kembali Tembakkan Rudal ke Laut Jepang
SEOUL, iNews.id - Korea Utara (Korut) kembali menembakkan proyektil yang diyakini sebagai rudal balistik, Jumat (14/1/2022). Ini merupakan uji coba rudal Korut yang ketiga sepanjang Januari 2022.
Kantor berita Korea Selatan (Yonhap), mengutip Kepala Staf Gabungan, melaporkan rudal ditembakkan ke arah timur atau ke Laut Jepang.
Penjaga Pantai Jepang juga melaporkan temuan yang sama, sebuah rudal jatuh dari langit ke laut seperti rudal balistik.
Korut sebelumnya melakukan uji coba serupa pada 5 dan 11 Januari. Sehari setelah peluncuran kantor berita KCNA melaporkan keberhasilan negara itu dalam menguji coba rudal hipersonik. Rudal pertama ditembakkan dan mengenai target di kejauhan 700 kilometer, sementara rudal kedua lebih jauh lagi yakni 1.000 km.
Uji coba terbaru ini dilakukan bahkan setelah enam warga Korut dijatuhi sanksi oleh Amerika Serikat (AS) atas tuduhan turut berkontribusi dalam proliferasi senjata pemusnah massal.
Wakil Menteri bidang Terorisme dan Intelijen Keuangan AS Brian Nelson menjelaskan, sanksi ini merupakan upaya berkelanjutan dalam melawan program senjata pemusnah massal dan rudal balistik Korut.
Seorang warga Korut yang berbasis di Vladivostok, Rusia, Choe Myong Hon, dituduh memasok peralatan telekomunikasi kepada Second Academy of Natural Sciences (SANS), lembaga yang sudah mendapat sanksi dari AS sejak 2010. Empat warga Korut lainnya yang dijatuhi sanksi tinggal di China. Mereka dituduh menyediakan baja paduan, perangkat lunak, bahan kimia, serta peralatan lainnya guna mendukung program rudal Korut. Keempat orang itu adalah Sim Kwang Sok dan Pyon Kwang Chol yang berdomisili di Dalian serta Kim Song Hun dan Kang Chol Hak tinggal di Shenyang.
Satu warga Korut lagi adalah O Yong Ho yang berdomisili di Moskow, dia dijatuhi sanksi bersama seorang warga Rusia, Roman Anatolyevich Alar.
Sementara itu Korut membela uji coba rudal sebagai haknya yang sah untuk membela diri. Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Korut menyebut AS sengaja menambah panas situasi dengan menjatuhkan sanksi terbaru.
Ditegaskan, pengembangan senjata tipe baru tersebut merupakan langkah modernisasi kemampuan pertahanan nasional dan tidak untuk menyerang negara tertentu atau membahayakan keamanan negara tetangga.
Editor: Anton Suhartono