Semua Diplomat AS dan Keluarga Berhasil Dievakuasi dari Sudan, Operasional Kedutaan Dibekukan
 
                 
                KHARTOUM, iNews.id - Semua diplomat Amerika Serikat (AS) dan keluarga telah berhasil dievakuasi dari Sudan. Selain itu, Washington menangguhkan operasional kantor kedutaannya di Khartoum.
Informasi ini disampaikan Presiden AS Joe Biden, Sabtu (22/4/2023). Dia juga berharap perang yang terjadi antara tentara dan kelompok paramiliter segera dihentikan.
 
                                "Kekerasan tragis di Sudan ini telah merenggut nyawa ratusan warga sipil tak berdosa. Itu tidak masuk akal dan harus dihentikan," kata Biden dalam sebuah pernyataan.
Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken mengatakan dalam sebuah pernyataan, semua personel dan keluarga telah dievakuasi dengan aman. AS akan terus membantu warga Amerika di Sudan dalam merencanakan keselamatan mereka sendiri.
 
                                        "Semua personel pemerintah AS dan sejumlah kecil personel diplomatik dari negara lain dievakuasi dalam operasi tersebut. Ada kurang dari 100 orang yang dievakuasi," katanya.
Warga negara asing lainnya mulai dievakuasi dari Pelabuhan Laut Merah di Sudan pada hari Sabtu. Berita TBS Jepang melaporkan, anggota staf PBB termasuk warga negara Jepang dan keluarga mereka akan dievakuasi dari Sudan paling cepat hari Minggu (23/4/2023).
 
                                        Arab Saudi telah mengevakuasi warga Teluk dari Port Sudan di Laut Merah, 650 km dari Khartoum. Yordania akan menggunakan rute yang sama untuk warga negaranya.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan negara-negara asing telah mendesak para pemimpin militer yang bersaing untuk menghormati pernyataan gencatan senjata yang sebagian besar diabaikan. Kedua pihak juga diminta untuk membuka jalan yang aman bagi warga sipil yang melarikan diri dan pasokan bantuan yang sangat dibutuhkan.
 
                                        Perang di Sudan telah membuat sejumlah besar orang terjebak di ibu kota Sudan. Konflik juga melumpuhkan bandara dan membuat beberapa jalan tidak dapat dilalui.
Dengan bandara ditutup dan langit tidak aman, ribuan orang asing - termasuk staf kedutaan, pekerja bantuan dan mahasiswa di Khartoum dan di tempat lain di negara terbesar ketiga di Afrika - juga tidak bisa keluar.
 
                                        Editor: Umaya Khusniah