Senat AS Gelar Sidang Pemakzukan Trump Paling Cepat Pekan Depan
WASHINGTON, iNews.id - Pemimpin Mayoritas Senat AS dari Partai Republik Mitch McConnell memastikan sidang pemakzulan Donald Trump baru bisa dilakukan pekan depan. Dia menolak seruan dari Partai Demokrat yang mendesak sidang harus diadakan sesegera mungkin yakni pekan ini.
McConnell menegaskan, sekalipun sidang dimulai pekan, ini tak ada hasil yang akan didapat. Proses pemakzulan harus memlalui beberapa tahapan untuk memastikan Trump benar-benar melanggar sesuai tuduhan yakni menghasut pemberontakan.
DPR AS menyetujui pemakzulan terhadap Trump atas tuduhan menghasut pemberontakan, dengan perolehan suara 232 melawan 197. Uniknya, sebanyak 10 suara dukungan berasal dari Partai Republik yang seharusnya membela Trump.
"Bahkan jika proses di Senat dimulai pekan ini dan segera bergerak, tidak ada keputusan akhir yang akan diambil sampai Presiden Trump meninggalkan jabatannya. Ini bukanlah keputusan yang saya buat, ini fakta," kata McConnell, dikutip dari Reuters, Kamis (14/1/2021).
McConnell menegaskan, persidangan tidak akan menghasilkan kesimpulan yang adil dalam waktu singkat. Keputusan yang diambil terburu-buru tak mencerminkan keadilan. Sebagai contoh, sidang pemakzulan presiden yang digelar Senat sebelumnya berlangsung paling cepat 21 hari.
"Senat telah mengadakan tiga sidang pemakzulan presiden, masing-masing berlangsung 83, 37, dan 21 hari," katanya.
Sementara itu Pemimpin Senat Partai Demokrat Schumer mengaku tak menemui kesepakatan dengan McConnell untuk menggelar sidang darurat. Menurut dia, sidang pemakzulan Trump baru bisa diadakan setelah 19 Januari atau bahkan setelah pelantikan Joe Biden.
Partai Demokrat menguasai DPR AS dengan selisih suara tipis dari Republik, yakni 222 kursi. Sekalipun tak mendapat dukungan dari satu pun anggota Republik, artikel pemakzulan kemungkinan besar akan tetap bisa lolos.
Sementara itu hingga saat ini Senat masih dikuasai Partai Republik. Namun kendali Republik atas Senat tak barlangsung lama lagi karena dua politisi Demokrat yang baru terpilih dari Georgia segera mengambil alih kursi Republik.
Editor: Anton Suhartono