Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : 2 Napi Dipulangkan ke Inggris, Lindsay Sandiford Terbebas dari Hukuman Mati
Advertisement . Scroll to see content

Senjata Kimia di Suriah, Inggris Ajak Dunia Internasional Kecam Rusia

Senin, 09 April 2018 - 18:46:00 WIB
Senjata Kimia di Suriah, Inggris Ajak Dunia Internasional Kecam Rusia
Kondisi Kota Douma tampak seperti kota mati setelah dibombardir pasukan Suriah. Warga sipil tak bersalah menjadi korban (Foto: AFP)
Advertisement . Scroll to see content

LONDON, iNews.id - Belum selesai kasus upaya pembunuhan terhadap mantan agen ganda Sergei Skripal dan
putinya, Yulia, di Salisbury, Inggris, menggunakan zat kimia, kali ini Rusia disebut-sebut terlibat dalam
serangan di Douma, Suriah.

Pada akhir pekan lalu, serangan pasukan Suriah yang didukung Rusia dan Iran ke Kota Douma, Ghouta Timur,
menewaskan sedikitnya 70 orang. Senjata kimia digunakan dalam serangan itu menyebabkan para korbannya
mengalami mati lemas. Penggunaan senjata kimia di Suriah sebenarnya sudah terdeteksi sejak beberapa tahun
lalu.

Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson mengajak komunitas internasional untuk memberikan respons yang
keras terhadap Rusia.

Pernyataan itu disampaikan Johnson setelah berkomunikasi melalui sambungan telepon dengan mitranya dari Prancis, Jean-Yves Le Drian. Johnson menekankan pentingnya penyelidikan mengenai apa yang terjadi di Douma.

Sementara itu Menteri Luar Negeri Rusia menangkis tuduhan penggunaan senjata kimia. Berdasarkan penyelidikan timnya tak ada jejak penggunaan senjata kimia di Douma.

"Tim ahli militer kami telah mengunjungi daerah itu dan mereka tidak menemukan adanya jejak klorin atau bahan kimia lainnya yang disebut-sebut digunakan untuk menyerang warga sipil," ujarnya.

Penggunaan senjata kimia di Suriah sudah terlancak pada 2013, militer Suriah menggunakan gas sarin melawan warga sipil. Ratusan warga terbunuh akibat perang itu. Tak hanya gas sarin, zat kimia mustard dan klorin juga digunakan selama konflik. Dalam empat kasus, PBB mengonfirmasi penggunaan gas sarin. Pada Agustus 2016, militer Suriah juga menjatuhkan bom klorin ke Kota Talmen.

Pada 2016, kelompok pemberontak menggunakan gas klorin untuk melawan milisi Kurdi dan warga sipil di Aleppo.

Sedikitnya 16 orang dirawat di Ghouta Timur karena terpapar gas beracun. Mereka diduga menghirup gas klorin dalam serangan udara dan artileri pasukan Suriah pada Minggu 25 Februari 2018.

Direktorat Kesehatan Wilayah Damaskus (RDHD) menyatakan, para korban yang dirawat menunjukkan gejala konsisten terpapar gas beracun. Para korban harus mendapat bantuan pernapasan dari tabung oksigen.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut