Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Diburu Turki, Menhan Israel: Kami Negara Kuat, Tak Takut Siapa pun
Advertisement . Scroll to see content

Sering Dirayu Barat agar Ikut Sanksi Rusia, Turki: Kami Tak Akan Melakukan Itu!

Senin, 27 Juni 2022 - 07:08:00 WIB
Sering Dirayu Barat agar Ikut Sanksi Rusia, Turki: Kami Tak Akan Melakukan Itu!
Juru Bicara Kepresidenan Turki Ibrahim Kalin. (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

ANKARA, iNews.idTurki tidak akan mengikuti langkah Barat untuk menjatuhkan sanksi terhadap Rusia. Ankara akan bertindak berdasarkan kepentingan ekonomi nasionalnya sendiri. 

“Kami telah menyatakan bahwa kami tidak akan bergabung dengan sanksi (Rusia) itu. Karena itu berangkat dari keuntungan ekonomi kami, kami bergantung pada sumber energi eksternal,” kata Juru Bicara Kepresidenan Turki Ibrahim Kalin, dalam wawancara dengan lembaga penyiaran Turki, Haberturk, Minggu (26/6/2022).

“Kami telah secara terbuka menyatakan posisi kami ke Barat, ada kesepahaman (tentang sikap Turki). Sanksi terhadap Rusia akan menghantam ekonomi Turki pertama-tama, kami tentu tidak menginginkan itu,” ujarnya.

Kalin menuturkan, Turki kerap menerima permintaan dari Barat mengenai perlunya sanksi terhadap Rusia. Akan tetapi, Ankara tetap pada pendiriannya.

“Tidak ada tekanan sistematis, tetapi secara berkala ada permintaan seperti itu. Tapi seperti yang saya katakan, kami tidak bisa melakukan itu, karena itu akan memukul ekonomi kami terlebih dahulu,” ucapnya. 

Di sisi lain, kata Kalin, Turki juga mengambil peran sebagai penengah dalam konflik Rusia-Ukraina, sehingga tidak mungkin bagi Ankara untuk memihak salah satu dari negara yang sedang berperang itu.

“Ada peran perantara kami, karena semuanya berjalan melalui Turki,” tuturnya.

Kalin menambahkan, tindakan militer Rusia di Ukraina tidak terjadi begitu saja, melainkan juga dipicu oleh langkah-langkah yang diambil oleh NATO dan Barat di kawasan tersebut.

Rusia meluncurkan operasi militer khusus di Ukraina sejak 24 Februari, setelah Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk (DPR dan LPR) meminta bantuan untuk membela diri dari provokasi pasukan Kiev. DPR dan LPR adalah dua wilayah yang memisahkan diri dari Ukraina.

Rusia mengklaim, tujuan dari operasi khusus itu adalah untuk demiliterisasi dan “denazifikasi” Ukraina. Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, operasi itu juga untuk melindungi orang-orang yang menjadi sasaran “genosida” oleh rezim Kiev selama delapan tahun terakhir.
 
Negara-negara Barat menanggapi agresi militer Moskow itu dengan menjatuhkan sanksi komprehensif terhadap Rusia. Pada saat yang sama, mereka juga meningkatkan dukungan militer untuk Ukraina.

Editor: Ahmad Islamy Jamil

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut