Setelah Ghouta, Ini Daerah yang Kemungkinan Diincar Bashar Al Assad
DAMASKUS, iNews.id – Perebutan Ghouta Timur dari kelompok Jaish Al Islam pekan lalu, merupakan babak baru bagi rezim Bashar Al Assad. Namun masih banyak daerah di Suriah yang masih diduduki kelompok bersenjata.
Karena itu, setelah Ghouta Timur, pemerintahan Assad diperkirakan akan mengirim pasukannya untuk merebut kembali daerah yang dikuasai kelompok bersenjata.
Kelompok bersenjata masih mempertahankan wilayah di barat laut Provinsi Idlib. Namun analis memperkirakan, bukan daerah itu yang diincar Assad untuk saat ini, melainkan di selatan Provinsi Daraa. Pada 2011, warga Daraa memulai protes menentang kepemimpinan Assad.
Dengan dukungan Rusia dan Iran, saat ini pemerintahan Suriah baru berhasil mengontrol di 55 persen wilayah negara itu. Sisanya masih dikuasai kelompok pemberontak.
Ghouta Timur dianggap strategis bagi Assad, karena wilayah itu sangat dekat dengan ibu kota Damaskus. Dengan didudukinya Ghouta Timur, maka ancaman langsung ke jantung pemerintahan menjadi hilang, atau setidaknya berkurang.
Ancaman ke Damaskus sebenarnya belum berakhir, ada distrik yang masih dikuasai kelompok bersenjata. Selain itu di Yarmuk juga ada kamp pengungsi Palestina.
"Pembebasan Ghouta Timur berarti berhasil menghilangkan ancaman militer atas Damaskus," kata analis Damascus Centre for Strategic Studies, Bassam Abou Abdallah, dikutip dari AFP, Senin (16/4/2018).
Dia menambahkan, situasi di Daraa dianggap sudah mengharuskan tindakan militer. "Setelah Ghouta, kemungkinan pemerintah Suriah akan menuju ke selatan, situasi di Daraa harus diselesaikan," ujarnya.
Pasukan Suriah sepenuhnya merebut Ghouta Timur dari Jaish Al Islam pada Sabtu pekan lalu, sejak operasi militer pada Februari 2018. Lebih dari 1.700 warga sipil tewas dalam serangan itu. Penggunaan senjata kimia diduga kuat dilakukan rezim Assad dalam serangan.
Hal ini yang memicu serangan rudal Amerika Serikat dan sekutunya, Inggris serta Prancis, di antaranya ke Damaskus dan Homs, pada Sabtu pekan lalu.
Editor: Anton Suhartono