Siprus Kecam Liburan Erdogan ke Pulau Varosha sebagai Upaya Provokasi
SIPRUS, iNews.id - Pemerintah Siprus mengecam keras kunjungan liburan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, ke Pulau Varosha di utara negara kepulauan itu. Liburan Erdogan dianggap sebagai upaya provokasi.
Dalam pernyataan resmi, Presien Siprus, Nicos Anastasiades mengatakan kunjungan Erdogan di Republik Turki Siprus Utara (TRNC) dan Pulau Varosha pada Minggu kemarin mengungkit luka lama perseteruan dua negara.
Anastasiades menyebut kunjungan Erdogan sebagai provokasi tanpa preseden serta tidak berkontribusi pada penciptaan iklim positif dan menguntungkan untuk dimulainya kembali pembicaraan untuk solusi masalah Siprus.
"Mereka secara bersamaan merusak upaya sekretaris jenderal PBB untuk mengadakan pertemuan informal lima pihak antara Yunani, Siprus, Turki, Athena, Ankara dan bekas kekuatan kolonial Inggris," ujarnya dikutip dari Al-Arabiya, Minggu (15/11/2020).
Kunjungan Erdogan dianggap mengungkit luka lama penduduk Siprus-Yunani
Kunjungan itu hanya berselang beberapa pekan setelan Erdogan membantu sekutut nasionalisnya memenangkan pemilihan pemimpin Siprus Turki--hasil yang menyakitkan bagi mayoritas penduduk Siprus Yunani di pulau itu.
Sejak lama, penduduk Siprus Yunani telah meminta izin agar para pengungsi bisa kembali ke bekas rumah mereka di Pulau Varosha.
"Tindakan ini menyebabkan kemarahan semua orang Siprus," kata Anastasiades yang juga diakui sebagai pemimpin Siprus Yunani.
Pulau Varosha yang mendapat julukan Permata Mediterania ditutup untuk kunjungan umum sejak invasi Turki ke Siprus Utara pada 1974.
Invasi tersebut--yang dilakukan sebagai respons atas kudeta yang direkayasa Athena di Nicosia--mendorong munculnya deklarasi TRNC pada tanggal 15 November 1983 yang hanya diakui oleh Ankara.
Pembukaan kembali Pulau Varosha oleh Turki menuai kecaman internasional
Pada 8 Oktober lalu, pasukan Turki membuka kembali sebagian daerah pantai Pulau Varosha yang memicu kecaman internasional.
Organisasi Siprus Yunani dan Turki telah menandatangani petisi bersama yang menyerukan agar pembukaan kembali "sepihak" Varosha dihentikan, dan agar Erdogan tidak ikut campur.
"Sambutan meriah dari pembukaan kembali Varosha--yang dibangun atas ingatan dan penderitaan penduduk di masa lalu--melukai hati nurani kami," bunyi petisi itu.
"Tidak ada campur tangan! Kebebasan untuk semua!!," demikian yang diteriakkan demonstran di utara Nicosia mengecam kunjungan Erdogan.
Editor: Arif Budiwinarto