Siswa SMA Bunuh Diri, Diduga karena Dipaksa Cukur Rambut oleh Guru
BEIJING, iNews.id - Siswa SMA di China bunuh diri, diduga karena dipaksa mencukur rambut oleh gurunya. Kasus ini berbuntut panjang lantaran sekolah tak terima dengan tuduhan orangtua korban.
Siswa bernama keluarga Bi itu bunuh diri dengan loncat dari apartemen di Kota Xian, Provinsi Shaanxi, pada 2 November 2018, 10 hari setelah gurunya membawa dia ke tukang pangkas rambut lalu dibotaki.
Menurut orangtua Bi, usai dibotaki, anaknya enggan datang ke sekolah yakni SMA Xidian karena malu bertampang buruk tanpa rambut.
Sejak bunuh diri, orangtua terus mendesak sekolah untuk bertanggung jawab dan meminta biaya kompensasi, tapi ditolak. Bahkan, sejak 5 November, keluarga Bi berdemonstrasi di depan sekolah.
Tak terima terus disalahkan, sekolah akan mengambil langkah hukum dengan melaporkan keluarga Bi ke polisi terkait pencemaran nama baik.
"Kami berupaya sebaik mungkin untuk memastikan operasional sekolah tetap berjalan normal. Berikutnya kami akan menempuh jalur hukum," kata seorang juru bicara SMA Xidian, dikutip dari South China Morning Post, Kamis (15/11/2018).
Dia menambahkan, keluarga Bi pernah meminta biaya kompensasi 1,2 miliar yuan atau sekitar Rp12,5 miliar atas kematian anaknya. Namun sekolah menolak dan hanya bersedia membayar 100.000 yuan sebagai uang kemanusiaan. Tawaran sekolah itu jelas ditolak keluarga.
Lebih lanjut, juru bicara membantah sekolah memaksa Bi memotong rambut. Menurut dia, Bi dibawa ke tukang pangkas rambut atas kesediaannya dan sudah melalui izin orangtua.
"Guru kepala, setelah mendapat persetujuan dari siswa bersangkutan dan orangtuanya, membawa dia ke tukang pangkas rambut. Rambutnya dipotong pendek, bukan dibotaki," bunyi pernyataan sekolah.
Setelah itu, tidak ada protes dari siswa dan orangtua.
Namun dari posting-an di media sosial, Bi mengeluhkan tampang barunya. Dalam salah satu posting-an, Bi mengatakan tidak mau ke sekolah kecuali gurunya mati.
Menurut laporan media lokal, Modern Express, orangtua dan guru sudah berusaha membujuk Bi agar bersekolah kembali.
Sekolah-sekolah di China beberapa kali menjadi target kritikan karena menerapkan aturan yang sangat ketat kepada siswa, termasuk soal kerapian rambut.
Tahun lalu, 170 siswa sekolah kejuruan di Shenzen dipaksa memotong rambut sebagai bagian dari program pelatihan militer. Orangtua dan masyarakat mengkritik cara itu.
Pada September lalu, remaja 16 tahun siswa SMA di Hunan tewas setelah dihukum karena mengobrol. Dia dipaksa lompat kodok di jalur menanjak sejauh 20 meter. Sampai di atas, dia tak sadarkan diri lalu meninggal di rumah sakit.
Editor: Anton Suhartono