Sosok Mohsen Fakhrizadeh, Arsitek Nuklir Iran yang Ditakuti Israel
Meski demikian, kehidupan Fakhrizadeh sebenarnya tak terlalu diliputi misteri. Bahkan mantan direktur CIA John Brennan mengatakan, Fakhrizadeh tak masuk dalam daftar teroris, apalagi terkait dengan Al Qaeda atau ISIS.
Namun Fakhrizadeh diyakini sosok yang mengetahui betul perkembangan kemampuan nuklir Iran. Tidak heran jika kepergiannya menjadi kerugian besar bagi negara itu.
“Fakhrizadeh sepertinya tahu lebih banyak tentang program nuklir Iran dibandingkan dengan orang yang saat ini masih hidup. Kehilangan kepemimpinan, pengetahuan, tidak diragukan lagi merupakan pukulan bagi Republik Islam,” kata Karim Sadjadpour, rekan Almarhum di Carnegie Endowment for International Peace, seperti dikutip dari The Washington Post, Sabtu (28/11/2020).
Beberapa analis bahkan membandingkan Fakhrizadeh dengan mantan komandan pasukan elite Qasem Soleimani yang dibunuh oleh pasukan Amerika Serikat di Baghdad pada awal tahun ini.
"Mereka paralel dalam hal senioritas dan prestise di Iran meski melakukan dua hal yang sama sekali berbeda," kata Simon Henderson, pakar Timur Tengah di Institut Washington untuk Kebijakan Timur Dekat.
Namun para ahli tentang proliferasi nuklir ragu kematian Fakhrizadeh yang berpengalaman puluhan tahun akan berdampak signifikan pada program senjata kontemporer Iran.
Seperti Soleimani, Fakhrizadeh tumbuh berkembang di masa Revolusi Islam Iran yang menggulingkan Shah Mohammad Reza Pahlavi. Dia diperkirakan berusia sekitar 60 tahun saat dibunuh yang berarti usianya sekitar 18 atau 19 tahun saat Revolusi Iran pada 1979.