Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Hamas-Israel Teken Gencatan Senjata, Pasukan Zionis Terus Ngebom Gaza
Advertisement . Scroll to see content

Sosok Omar Yaghi Ilmuwan Palestina Pemenang Nobel Kimia, Dulu Diusir Israel kini Dikenal Dunia

Kamis, 09 Oktober 2025 - 10:54:00 WIB
Sosok Omar Yaghi Ilmuwan Palestina Pemenang Nobel Kimia, Dulu Diusir Israel kini Dikenal Dunia
Omar M Yaghi bersama dua ilmuwan lain memenangkan Hadiah Nobel Kimia 2025 (Foto: AP)
Advertisement . Scroll to see content

STOCKHOLM, iNews.id - Warga Palestina patut bangga, salah satu putra bangsa, Omar M Yaghi, memenangkan Hadiah Nobel Kimia 2025, sebagaimana diumumkan komite Nobel, Rabu (8/10/2025).

Yaghi, bersama dua ilmuwan lain yang menerima Hadiah Nobel Kimia, dianggap berjasa dalam merevolusi ilmu material serta mengembangkan metode inovatif untuk memanen air dari udara. Temuan itu dianggap sebagai solusi nyata bagi krisis air global.

Yaghi lahir di Amman, Yordania, pada 1965 sebagai anak keenam dari pasangan Palestina yang terusir dari tanah mereka dalam perisiwa Nakba tahun 1948. Keluarganya kemudian hijrah ke Yordania pada tahun yang sama.

“Saya tumbuh besar di keluarga pengungsi. Saya berjalan kaki 3 mil (hampir 5 km) setiap hari ke sekolah, bolak-balik. Saya mengalami kesulitan,” kata Yaghi, bercerita tentang masa kecilnya, seperti dikutip dari Anadolu, Kamis (9/10/2025).

Bukan hanya itu dia harus berbagi kamar dengan sembilan saudara kandung serta hewan ternak mereka di sebuah rumah tanpa listrik. Dia bangun subuh untuk mengambil air yang hanya tersedia beberapa jam setiap minggu.

“Anda harus memikirkan setiap tetes air saat itu, karena air itu sangat berharga,” ujarnya.

Bertahun-tahun kemudian, Yaghi menemukan solusi untuk mengatasi kekurangan air melalui studinya tentang kerangka logam-organik.

Kecintaannya pada kimia dimulai saat dia berusia 10 tahun. Suatu hari saat istirahat makan siang, Yaghi menemukan model molekul di perpustakaan sekolah. Dia menggambarkan hari itu sebagai "pertemuan cinta rahasia".

Dengan perjuangan keras, ayah Yaghi mengirimnya ke Amerika Serikat (AS) untuk melanjutkan studi bersama kakak tertuanya, Khalid. 

Yaghi baru berusia 15 tahun ketika pertama kali menginjakkan kaki di Kota New York dengan bahasa Inggris yang sangat buruk.

Dalam 10 tahun, dia meraih gelar Sarjana Sains (BS) dari Universitas Negeri New York di Albany serta gelar Doktor Sains (PhD) dalam bidang kimia dari University of Illinois di Urbana-Champaign pada 1990.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut