Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kapal Pengungsi Rohingya Terbalik di Perairan Malaysia-Thailand, Ratusan Orang Hilang
Advertisement . Scroll to see content

Sosok Pita Limjaroenrat, Pemimpin Muda dan Berani Mendobrak Tabu yang Bakal Jadi PM Thailand

Senin, 15 Mei 2023 - 22:32:00 WIB
Sosok Pita Limjaroenrat, Pemimpin Muda dan Berani Mendobrak Tabu yang Bakal Jadi PM Thailand
Pemimpin Partai Move Forward dan kandidat PM Thailand Pita Limjaroenrat, menghadiri konferensi pers setelah pemilihan umum, di markas partai di Bangkok, Thailand, 15 Mei 2023. (REUTERS/Athit Perawongmetha)
Advertisement . Scroll to see content

Dia juga seorang pengusaha. Pada usia 25 tahun, Pita Limjaroenrat menjadi direktur pelaksana CEO Agrifood, bisnis minyak bekatul yang dijalankan keluarganya. Sebelum terjun ke dunia politik, dari 2017 hingga 2018, dia menjadi direktur eksekutif di Grab Thailand.

Pita memulai karier politiknya di Partai Future Forward, pendahulu dari Partai Move Forward. Dia resmi terpilih sebagai ketua Partai Bergerak Maju pada Maret 2020.

Pita menikah dengan seorang aktris Thailand, Chutima Teepanart pada Desember 2012. Dari pernikahan tersebut, pasangan itu memiliki seorang putri yang kini berusia tujuh tahun. Namun, keduanya bercerai pada Maret 2019. 

Pemimpin Partai Move Forward dan kandidat PM Thailand Pita Limjaroenrat, menghadiri konferensi pers setelah pemilihan umum, di markas partai di Bangkok, Thailand, 15 Mei 2023. (REUTERS/Athit Perawongmetha)
Pemimpin Partai Move Forward dan kandidat PM Thailand Pita Limjaroenrat, menghadiri konferensi pers setelah pemilihan umum, di markas partai di Bangkok, Thailand, 15 Mei 2023. (REUTERS/Athit Perawongmetha)

Berkomitmen Mereformasi Hukum Lese Majeste

Pita Limjaroenrat dan partainya Move Forward berhasil membangun basis dukungan yang besar dan setia di kalangan anak muda Thailand yang muak dengan status quo politik. 

Dia menarik perhatian kaum muda karena menjadi satu-satunya pihak yang membuat komitmen jelas untuk menentang monarki, mereformasi hukum Lese majeste, hal yang menjadi tabu di Thailand. Sementara partai-partai konservatif menentang keras hal itu.

"Angin perubahan telah bertiup. Yang perlu kita tanyakan dengan hati-hati dan dewasa adalah, apakah masyarakat Thailand membangun tembok atau turbin angin," kata Pita pada Jumat malam, sebelum Pemilu Thailand. 

Dalam wawancaranya dengan The Guardian, Pita mengatakan, Thailand telah mengalami satu dekade yang hilang di bawah Prayuth Chan-ocha, perdana menteri petahana yang pertama kali mengambil alih kekuasaan dalam kudeta pada tahun 2014. Prayuth pernah menekankan Lese Majeste diperlukan untuk melindungi keluarga kerajaan.

"Lembaga dan norma demokrasi telah dilanggar," katanya.

Sesuai Undang-Undang Lese Majeste, kritik terhadap monarki atau seseorang yang merusak nama baik, menghina atau mengancam raja, ratu, putra mahkota atau bangsawan, maka akan dihukum penjara hingga 15 tahun.

Pada tahun 2020, protes massal yang dipimpin kaum muda meletus dan mengejutkan pemerintah Thailand. Mereka menyerukan perubahan pada militer dan pengaruh monarki Thailand, yang sebelumnya dianggap tidak tersentuh. Lebih dari 240 orang telah didakwa Lese Majeste.

Melansir situs Amnesty, sejak protes pro demokrasi itu, setidaknya 1.895 orang telah dikenai berbagai tuntutan pidana atas keterlibatan mereka. Setidaknya 237 orang telah didakwa Lese Majeste, termasuk 18 anak, per 27 Maret 2023.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut