Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kasus Covid-19 Naik Lagi di Indonesia, Anak-Anak Paling Rentan!
Advertisement . Scroll to see content

Studi di Prancis: Janin Dalam Rahim Bisa Terinfeksi Covid-19 dari Ibunya

Rabu, 15 Juli 2020 - 07:17:00 WIB
Studi di Prancis: Janin Dalam Rahim Bisa Terinfeksi Covid-19 dari Ibunya
Ilustrasi janin dalam rahim. (Foto: Istimewa)
Advertisement . Scroll to see content

PARIS, iNews.id – Para dokter di Prancis mengonfirmasi kasus pertama bayi baru lahir yang terinfeksi Covid-19 sejak dalam kandungan. Bayi itu tertular virus corona dari ibunya lewat plasenta.

Bayi laki-laki, yang lahir pada Maret lalu, pada awalnya menderita pembengkakan otak dan memiliki gejala neurologis terkait dengan Covid-19 pada orang dewasa. Akan tetapi, bayi itu kini sudah sembuh dari sakitnya. Para dokter yang merawatnya pun memaparkan perjalanan kasus itu lewat jurnal Nature Communications, Selasa (14/7/2020).

Studi sebelumnya memang ada yang menunjukkan kemungkinan penularan virus dari ibu ke janin di dalam rahim. Akan tetapi penelitian para dokter di Prancis kali ini memberikan bukti kuat yang pertama.

“Kami telah menunjukkan bahwa penularan (virus corona) dari ibu ke janin melalui plasenta dimungkinkan selama minggu-minggu terakhir kehamilan,” kata peneliti senior dalam riset itu yang juga dokter Rumah Sakit Antoine Beclere di dekat Paris, Daniele De Luca, seperti dikutip AFP, Selasa (14/7/2020).

Pekan lalu, para peneliti di Italia mengungkapkan, data pada 31 wanita hamil yang dirawat di rumah sakit dengan Covid-19 menunjukkan adanya kemungkinan kuat virus dapat ditularkan ke bayi yang belum lahir. Ada juga studi lain yang membuat kesimpulan serupa di tempat berbeda pada Maret lalu. Akan tetapi, bukti kuatnya belum lagi diperoleh kala itu.

“Anda perlu menganalisis darah ibu, cairan ketuban, darah bayi baru lahir, plasenta, dan sebagainya (untuk memperoleh kesimpulan),” kata De Luca.

“Mendapatkan semua sampel ini selama pandemi dengan keadaan darurat di mana-mana tidaklah mudah. Inilah mengapa hal itu dicurigai tetapi tidak pernah ditunjukkan,” tuturnya.

De Luca dan timnya mengumpulkan data tersebut untuk kasus seorang perempuan hamil berusia 20-an tahun yang dirawat di rumah sakitnya pada awal Maret lalu. Karena bayi itu dilahirkan melalui operasi caesar, semua sumber potensial dan reservoir virus tetap utuh untuk diteliti.

Para peneliti lalu menemukan, terdapat konsentrasi SARS-CoV-2 atau Covid-19 paling tinggi di plasenta.

“Dari sana, dia melewati tali pusar ke bayi, tempat dia berkembang. Itulah yang menjadi jalur transmisi (penularannya),” kata De Luca.

Menurut laporan timnya, bayi yang diteliti tersebut mulai mengalami gejala parah 24 jam setelah lahir. Beberapa gejala itu antara lain kekakuan badan yang parah; kerusakan materi putih di otak, dan; gampang rewel.

Akan tetapi, sebelum dokter menyelesaikan pengobatan terhadap sang bayi, gejala-gejala yang disebutkan di atas tadi mulai mereda secara perlahan. Dalam tiga minggu, bayi yang baru lahir itu hampir sepenuhnya sembuh dengan sendirinya. Tiga bulan kemudian, ibu si bayi juga tidak menunjukkan gejala infeksi lagi.

“Kabar buruknya adalah, (infeksi janin dalam kandungan) ini benar-benar terjadi, dan bisa terjadi. Tapi kabar baiknya adalah, kasus semacam itu jarang atau sangat jarang terjadi jika dibandingkan dengan populasi global,” ucap De Luca.

Pakar kesehatan ibu dan anak dari Universitas Oxford, Marian Knight menjelaskan, di antara ribuan bayi yang lahir dari ibu pengidap Covid-19, tidak lebih dari satu atau dua persen dari mereka yang juga positif terinfeksi virus asal China tersebut. Bahkan, lebih sedikit yang menunjukkan gejala serius, kata dia.

“Pesan paling penting bagi wanita hamil adalah menghindari infeksi dengan cara membiasakan mencuci tangan dan menjaga jarak,” kata profesor yang tidak terlibat dalam penelitian di Prancis itu.

Sementara, profesor kebidanan di King's College London, Andrew Shennan mengatakan, studi kasus di Prancis kali ini menjelaskan bagaimana Covid-19 bisa menular dari ibu ke anak.

“Laporan ini menambah pengetahuan tentang mekanisme kemungkinan transfer (virus) ke bayi, melalui plasenta. Tetapi perempuan dapat tetap diyakinkan bahwa kehamilan bukanlah faktor risiko yang signifikan bagi mereka atau bayi mereka dengan Covid-19,” ujarnya.

Editor: Ahmad Islamy Jamil

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut