Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : UU Peradilan Militer Digugat ke Mahkamah Konstitusi, Kenapa?
Advertisement . Scroll to see content

Suara Tembakan di Istana, Militer Guinea Klaim Kudeta Presiden Alpha Conde

Minggu, 05 September 2021 - 22:20:00 WIB
Suara Tembakan di Istana, Militer Guinea Klaim Kudeta Presiden Alpha Conde
Presiden Alpha Conde dikudeta militer Guinea (Foto: AP)
Advertisement . Scroll to see content

CONAKRY, iNews.id - Militer Guinea, negara di Afrika Barat, mengklaim telah mengambil alih pemerintahan setelah mengudeta Presiden Alpha Conde, Minggu (5/9/2021). Sebelumnya suara letusan senjata berat terdengar sejak Minggu dini hari di dekat istana kepresidenan, Ibu Kota Conakry.

Dalam siaran singkat di televisi, militer menyatakan telah membubarkan konstitusi serta pemerintahan Conde. 

Beberapa sumber mengatakan, unit pasukan elite tentara nasional Guinea yang dipimpin mantan legiuner Prancis, Mamady Doumbouya, berada di balik kudeta tersebut. Para tentara pemberontak tersebut menamakan diri National Committee of Gathering and Development. 

“Personalisasi kehidupan politik sudah berakhir. Kami tidak akan lagi memercayakan politik kepada satu orang, kami akan memercayakannya kepada rakyat,” kata Doumbouya, seraya menambahkan perbatasan ditutup selama sepekan, seperti dikutip dari Associated Press.

Rekaman video yang beredar di media sosial menunjukkan, Conde berada di sebuah ruangan dikelilingi pasukan elite. Setelah itu keberadaan dan kondisinya tak diketahui lagi.

Namun Kementerian Pertahanan mengeluarkan pernyataan yang menepis kudeta berjalan sukses. Disebutkan, pasukan pengawal presiden dan pasukan keamanan lainnya berhasil mengendalikan situasi dan memukul mundur para pelaku.

"Operasi keamanan dan penyisiran masih terus berlangsung guna memulihkan ketertiban dan kedamaian," bunyi pernyataan.

Conde pertama kali berkuasa pada 2010 melalui pemilihan umum demokratis pertama di negara itu sejak mendapat kemerdekaan dari Prancis pada 1958. Pada awal pemerintahan Conde, banyak yang menilai kepemimpinannya merupakan awal baru bagi Guinea, setelah puluhan tahun negara itu berada di bawah kendali pemimpin otoriter yang korup.

Namun kelompok oposisi menganggap Conde telah gagal memperbaiki kehidupan warga Guinea. Sebagian besar rakyat hidup dalam kemiskinan meskipun negara itu kaya akan sumber daya mineral, termasuk bauksit dan emas.

Setelah referendum untuk mengubah konstitusi soal masa jabatan presiden digelar, Conde mencalonkan diri untuk masa jabatan ketiga pada 2020 dan menang. 

Hasil pemilu itu memicu kemarahan publik hingga terjadi demonstrasi besar-besaran dan kekerasan di Conakry. Kelompok oposisi menyatakan puluhan orang tewas sepanjang demonstrasi berlangsung.

Pada 2011, Conde lolos dari upaya pembunuhan setelah beberapa orang bersenjata mengepung rumahnya semalaman dan menembak kamarnya menggunakan roket. Tembakan RPG juga diarahkan di dalam kompleks rumah mewahnya menyebabkan seorang pengawalnya tewas.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut