Survei: Jerman dan Austria Negara Paling Rasis terhadap Warga Keturunan Afrika di Eropa
WINA, iNews.id – Hampir separuh warga keturunan Afrika di Eropa mengalami diskriminasi. Hal itu terungkap lewat hasil survei yang dirilis Badan Hak-Hak Fundamental Uni Eropa (FRA) pada Rabu (25/10/2023).
“Secara keseluruhan, hampir separuh responden (47 persen) merasa didiskriminasi setidaknya dalam satu bidang kehidupan dalam kurun waktu 5 tahun sebelum survei dan lebih dari sepertiga (36 persen) merasakan hal serupa pada tahun sebelum survei,” kata FRA.
Warna kulit dan latar belakang etnik atau imigran masing-masing menjadi penyebab 38 persen dan 30 persen kasus diskriminasi dalam lima tahun sebelum survei.
Pada 2022, sebanyak 45 persen responden mengaku mengalami diskriminasi rasial, yaitu diskriminasi berdasarkan warna kulit, etnik, atau agama. Menurut FRA, angka itu 6 persen lebih tinggi dibandingkan dengan 2016.
“Merupakan pengakuan yang memalukan untuk mengatakan bahwa rasialisme masih merajalela dan tiada henti (di Eropa),” kata, Direktur FRA Michael O’Flaherty.
Tingkat diskriminasi tertinggi tercatat di Jerman dan Austria – masing-masing sebesar 77 persen dan 76 persen, dalam lima tahun sebelum survei. Sementara masyarakat di Portugal, Polandia, dan Swedia menghadapi tingkat diskriminasi terendah, yaitu masing-masing sebesar 27 persen, 21 persen, dan 27 persen.
Survei tersebut dilakukan terhadap 6.752 imigran dan keturunan mereka yang berasal dari Afrika di 13 negara anggota Uni Eropa.
Editor: Ahmad Islamy Jamil