Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kloset Berlapis Emas Masih Berfungsi Dilelang, Ditaksir Laku Rp167 Miliar
Advertisement . Scroll to see content

Survei: Mayoritas Warga Inggris Ingin PM Liz Truss Lengser

Rabu, 19 Oktober 2022 - 19:50:00 WIB
Survei: Mayoritas Warga Inggris Ingin PM Liz Truss Lengser
Perdana Menteri Inggris, Liz Truss. (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

LONDON, iNews.id – Sekitar 53 persen warga Inggris mendukung pengunduran diri perdana menteri mereka, Liz Truss. Hal itu terungkap lewat hasil jajak pendapat Ipsos yang dirilis pada Rabu (19/10/2022).

Menurut survei itu, hanya 20 persen responden yang menentang pengunduran diri Truss. Selain itu, hanya 13 persen warga Inggris percaya bahwa Truss dapat memenangkan pemilihan berikutnya. Sementara itu, sebanyak 78 persen responden menganggapnya mustahil untuk bisa duduk lagi sebagai kepala pemerintahan.

Angka-angka dalam survei tersebut mendekati angka yang tercatat dalam jajak pendapat publik sebelum pengunduran diri mantan Perdana Menteri Boris Johnson. Pada awal Juli, pelengseran Johnson didukung oleh 59 persen warga Inggris, dengan 22 persen menentangnya.

Pada saat yang sama, 74 persen orang Inggris tidak memercayai rencana ekonomi Partai Konservatif, bahkan setelah Truss menunjuk menteri keuangan baru, Jeremy Hunt. Sebanyak 35 persen responden percaya bahwa Hunt tidak akan mengubah situasi ekonomi negara.

Hanya 12 persen orang Inggris yang percaya bahwa ekonomi negara mereka dalam keadaan baik. Sementara itu, 86 persen menilai sebaliknya. 

Sebanyak 80 persen responden mengatakan, operasi militer Rusia di Ukraina dan kebijakan ekonomi Partai Konservatif yang tak becus layak disalahkan sebagai biang masalah ekonomi saat ini.

Pemerintahan Truss telah dikritik keras karena kebijakan ekonominya yang terbukti tidak mampu menahan inflasi dan kenaikan harga, serta memicu kekhawatiran tentang peningkatan utang publik.

Truss sebelumnya berjanji untuk mengurangi utang publik di tengah serangkaian kritik atas rencana baru London untuk mendukung perekonomian, yang antara lain mencakup pemotongan pajak skala besar.

Setelah pengumuman rencana tersebut, imbal hasil obligasi pemerintah Inggris bertenor lima tahun naik ke level tertinggi sejak 2008, pada 4,6 peren. Itu berarti terdapat penurunan permintaan surat utang. Akibatnya, nilai mata uang Inggris pun jatuh ke level terendah sepanjang masa, yaitu 1,054 dolar AS per pound sterling.

Editor: Ahmad Islamy Jamil

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut