Tak Ada Lawan Sebanding, Sisi Diprediksi Menangkan Pilpres Mesir
KAIRO, iNews.id - Mesir mulai menggelar pemilihan presiden sejak Senin (26/3/2018). Ada dua calon presiden yang bertarung, yakni petahana, Abdel Fattah Al Sisi, dengan Moussa Mostafa Moussa, seorang politikus yang namanya kurang dikenal.
Dilansir AFP, Senin (26/3/2018), tempat pemungutan suara dibuka sejak pukul 09.00 pagi (07.00 GMT). Pemungutan suara akan dilakukan selama tiga hari, hingga Rabu 28 Maret.
Sisi diprediksi kembali memenangkan pilpres untuk kedua kalinya atau memimpin Mesir selama 4 tahun ke depan. Sedangkan Moussa, yang menyangkal dirinya merupakan 'boneka', sebelumnya memimpin kampanye pemilihan Sisi untuk pilpres 2018, sebelum akhirnya mendaftar sebagai kandidat.
Pasukan keamanan dikerahkan di seluruh wilayah untuk mengamankan lokasi-lokasi pemungutan suara. Selain itu, kendaraan lapis baja juga disiapkan di beberapa titik di sekitar wilayah Kairo.
Selain itu, lawan Sisi lain juga tak memberikan perlawanan berarti. Dia adalah kepala staf militer Sami Anan yang "gugur" sebelum bertarung karena ditahan pada Januari lalu.
Anan ditahan tak lama setelah mengumumkan pencalonannya. Pihak militer menyebut, jenderal tersebut melanggar hukum karena mengumumkan pencalonannya secara ilegal.
Dalam wawancara yang disiarkan stasiun televisi nasional pada pekan lalu, Sisi yang berusia 63 tahun menegaskan kurangnya lawan yang serius di pilpres Mesir bukanlah karena perbuatannya.
"Saya berharap kami memiliki satu, dua, tiga, atau 10 dari orang-orang terbaik dan Anda bisa memilih siapa pun yang Anda inginkan," ujar Sisi.
Dia memenangkan pemilu pertamanya pada 2014, setahun setelah mantan panglima militer menggulingkan pendahulunya, Mohamed Morsi.
Dalam pemilihan itu, Sisi menghadapi Hamdeen Sabbahi, seorang politikus sayap kiri yang mapan, jauh lebih dikenal daripada Moussa. Sisi menang dengan memperoleh 96,9 persen suara.
Sekitar 60 juta warga terdaftar untuk memberikan suara mereka pada 26 27, dan 28 Maret 2018. Hasil resmi perolehan suara akan diumumkan pada 2 April.
Editor: Anton Suhartono