Tak Bisa Bunuh Tentara Myanmar, Warga Tumpahkan Dendam dengan Main Game Online
War of Heroes dikembangkan tiga orang kelahiran Myanmar yang meninggalkan negara itu sebelum kudeta. Salah seorang developer, Ko Toot, mengatakan termotivasi untuk membuat game itu setelah rekan-rekannya yang bergelut di bidang teknologi ditangkapi.
Versi berbayar dari game ini dirilis pada pertengahan Juni. Dalam beberapa hari, War of Heroes masuk dalam daftar 10 game teratas di App Store Amerika Serikat, Australia, dan Singapura.
"Orang Myanmar di seluruh dunia mengunduhnya," kata Toot.
Games mengharuskan penggunanya menjalankan misi berperang dan membunuh tentara Myanmar. Mereka yang berhasil menjalankan misi akan naik peringkat sehingga permainan menjadi lebih sulit.
Pada level lebih tinggi, gamer menghadapi lawan berat yakni warga sipil yang menjadi mata-mata militer serta selebriti pengkhianat yang mendukung kudeta dan pemimpin kudeta.
Editor: Anton Suhartono