Tak Cocok dengan Presiden, Brasil Ganti Menkes 3 Kali selama Pandemi Covid
BRASILIA, iNews.id - Presiden Brasil Jair Bolsonaro memastikan menteri kesehatan (menkes) yang baru, Marcelo Queiroga, mulai bekerja Jumat (19/3/2021), menggantikan Eduardo Pazuello. Ini merupakan pergantian menkes ketiga di negara itu sepanjang pandemi Covid-19.
Pergantian menkes ini berlangsung saat Brasil mengalami lonjakan kasus kematian terburuk akibat virus corona.
Meski kondisi memburuk, Bolsonaro tetap menentang pemberlakuan lockdown karena bisa mematikan perekonomian.
Dia bahkan meminta Mahkamah Agung untuk menghentikan kebijakan gubernur yang memberlakukan lockdown di wilayah masing-masing dengan alasan melanggar.
Bolsonaro menunjuk Queiroga, seorang dokter ahli jantung, pada Senin lalu, menggantikan Pazuello, jenderal militer bintang tiga yang dikecam warga karena mengikuti kebijakan sang presiden soal pandemi Covid-19.
Pazuello menghadapi pertaruhan setelah kasus kematian akibat Covid-19 di Brasil mencatat rekor tertinggi. Lebih dari 287.000 orang meninggal di negara itu, berada di posisi kedua dunia di bawah Amerika Serikat.
Bahkan jumlah kasus kematian di Brasil sepanjang pekan lalu lebih banyak jika dibandingkan dengan negara lain.
Sementara itu pada Kamis, Brasil mencatat rekor lonjakan kasus kematian kedua yakni 2.724 orang. Dua hari sebelumnya mencapai rekor tertinggi yakni 2.841 orang.
Hasil jajak pendapat pekan ini menunjukkan sebagian besar warga Brasil tidak setuju dengan cara dia menangani pandemi. Hasil polling juga menunjukkan, mantan presiden Luiz Inacio Lula da Silva akan mengalahkannya jika pemilu yang seharusnya berlangsung 2022 digelar hari ini.
Bolsonaro melantik Pazuello pada 17 September 2020. Dua menkes sebelumnya, Luiz Henrique Mandetta dan Nelson Teich, mundur dan dipecat karena bersebarangan pandangan dengan Bolsonaro soal penanganan wabah corona.
Tidak seperti dua pendahulunya, Pazuello lebih patuh kepada Bolsonaro dalam menanggapi semua kebijakan pandemi. Kebijakan kontroversial pemerintah di antaranya merekomendasikan dokter untuk memberikan resep hidroksiklorokuin kepada pasien Covid-19, padahal para ahli menyebut obat itu tak efektif bahkan memiliki efek samping.
Editor: Anton Suhartono