Tak Hanya Eks Agen Rusia, kini 20-an Orang Ikut Terpapar Zat Kimia
LONDON, iNews.id - Selain mantan agen intelijen Rusia, Sergei Skripal, putrinya, Yulia, serta seorang polisi, jumlah korban akibat paparan zat kimia makin bertambah. Kini 21 orang dilaporkan menjalani perawatan medis akibat jatuh sakit.
Kepala kepolisian Wiltshire, Kier Pritchard, mengatakan, beberapa orang dilarikan ke rumah sakit setelah kedapatan terpapar zat kimia, yang juga menyebabkan Skripal dan putrinya, Yulia, kritis.
"Kami memiliki beberapa petugas yang sakit. Ada sekitar 21 orang, termasuk dua pasien utama, laki-laki dan perempuan, yang (saat itu) duduk di bangku panjang," kata Pritchard, seperti dikutip dari Independent, Jumat (9/3/2018).
Beberapa di antara petugas sudah menjalani pengobatan. Namun korban lain harus menjalani beberapa tes untuk memastikan terbebas dari paparan zat kimia tersebut.
"Sejumlah orang sudah melalui proses perawatan di rumah sakit. Mereka menjalani tes darah, mereka mendapat perawatan pendukung dan diberi saran-saran," ujarnya.
Pernyataan ini menjadi konfirmasi pertama yang menyebut ada korban lain selain Skripals dan polisi Wiltshire yang menolong Skripal di lokasi, yakni Nick Bailey. Bailey merupakan orang pertama yang memberikan bantuan pada Skripal dan putrinya, saat mereka pingsan di sebuah pusat perbelanjaan di Salisbury.
"Kita harus menunggu untuk melihatnya. Dia sehat, bisa duduk tegak. Dia bukan Nick yang saya tahu, tapi tentu saja dia mendapat perawatan tingkat tinggi. Dia berada di tangan medis profesional yang aman," kata dia, saat menjelaskan kondisi Bailey.
Skripal (66) dan Yulia (33) masih kritis dan mendapat perawatan intensif setelah ditemukan tidak sadarkan diri di bangku pusat perbelanjaan pada Minggu 4 Maret siang. Polisi yakin mereka menjadi target usaha pembunuhan.
Sementara itu, pihak berwenang memastikan tidak ada risiko zat kimia tersebut menyebar ke publik. Dinas keamanan Inggris terus memburu jaringan pembunuh yang sangat terlatih ini.
Hingga saat ini, polisi atau otoritas terkait belum mengungkap jenis zat kimia yang membuat Skripal dan putrinya kritis. Seorang sumber mengatakan, dibutuhkan ahli laboratorium untuk memproduksi toksin tersebut.
Kecanggihan tersebut dipandang sebagai indikasi lain bahwa calon pembunuh kemungkinan memiliki akses ke sumber daya negara dan secara ekstensif merencanakan serangan tersebut.
Ratusan detektif, spesialis forensik, analis, dan intelijen dari Kepolisian Metropolitan dan Polisi Wiltshire terlibat dalam penyelidikan untuk memburu pelaku.
Editor: Anton Suhartono