Tak Mau Kalah dari Rusia dan China, AS Uji Coba Rudal Hipersonik Lagi
WASHINGTON, iNews.id - Amerika Serikat (AS) menguji coba roket atau rudal hipersonik, Rabu (26/10/2022). Angkatan Laut (AL) serta Angkatan Darat (AD) AS meluncurkan rudal tersebut dari pantai Virginia.
Angkatan Laut AS menyatakan uji coba kali ini bertujuan mengetahui kemampuan peralatan komunikasi dan navigasi pada senjata. Selain itu uji coba ini juga untuk mengetahui kekuatan material rudal dalam menahan panas yang dihasilkan saat melesat pada kecepatan 5 mach atau lima kali kecepatan suara.
“Roket-roket ini berisi muatan eksperimental yang menyediakan data tentang kinerja material dan sistem dalam lingkup hipersonik yang realistis,” bunyi pernyataan AL AS.
Rencananya Departemen Pertahanan AS (Pentagon) juga akan meluncurkan udal kedua pada akhir pekan ini.
“Data yang dikumpulkan dari uji coba roket terbaru ini akan mendorong peningkatan kemampuan tempur Angkatan Laut dan Angkatan Darat guna memastikan dominasi di medan perang yang berkelanjutan," kata AL.
Rudal hipersonik bisa ditembakkan dari darat dan laut meluncur ke atmosfer menggunakan roket, kemudian mengincar target dengan kecepatan Mach 5 atau lebih. Kecepatan dan kemampuan manuver rudal ini membuatnya sulit dicegat oleh sistem pertahanan udara yang ada saat ini.
Pentagon berupaya mencapai atau meningkatkan kemampuan senjata hipersonik sejak awal hingga pertengahan 2020-an. AS harus bisa menyaingi Rusia dan China yang sudah melakukan lebih dulu.
Rusia bahkan menggunakan rudal hipersonik di medan perang untuk pertama kalinya, yakni di Ukraina, pada Mei lalu. Namun Pentagon meremehkan kemampuan Rusia dengan menyatakan rudal tersebut tidak memiliki efek sebagai game changer dalam pertempuran.
Selain AL dan AD, Angkatan Udara AS juga mengembangkan rudal hipersonik dengan jenis berbeda, yakni menggunakan mesin scramjet. Rudal yang disebut Hypersonic Air-breathing Weapon Concept (HAWC) itu diuji coba pada Maret lalu. Rudal dilepaskan dari pesawat pengebom B-52 Stratofortress di lepas Pantai Barat AS kemudian terbang sejauh lebih dari 440 km dengan kecepatan lebih dari Mach 5.
Editor: Anton Suhartono