Tak Mau Kecolongan Intel Beijing, AS Perketat Aturan Kunjungan Diplomat China
WASHINGTON, iNews.id - Pemerintah Amerika Serikat memperketat aturan bagi diplomat senior China sebelum melakukan kunjungan ke kampus dan menggelar acara kebudayaan di luar agenda kedutaan yang dihadiri lebih dari 50 orang.
Kebijakan tersebut merupakan upaya balasan setelah China membatasi kegiatan diplomat AS di negeri Tirai Bambu itu. Selain itu, Washington tak ingin kecolongan operasi intelijen dan spionase yang dilakukan oleh China.
Dalam proses pemberian izin, Departemen Luar Negeri (Deplu) Amerika akan memberlakukan prosedur ketat, termasuk memastikan seluruh akun media sosial kedutaan dan kantor konsulat jenderal di China akan diidentifikasi dengan cermat.
"Kami hanya melakukan timbal balik (terhadap China)," kata Menteri Luar Negeri Amerika, Mike Pompeo, dikutip dari Reuters, Jumat (4/9/2020).
"Akses untuk diplomat kami di China merupakan cerminan dari akses untuk diplomat China di AS, dan langkah hari ini akan mengarah ke tujuan itu," lanjutnya.
Presiden Donald Trump membatasi aktivitas China di AS jelang pemilihan presiden pada November mendatang. Sebab, CIA menduga agen-agen China akan "bermain" pada pilpres AS untuk menjegal Trump naik ke tampuk pimpinan untuk kedua kalinya.
Selain itu, para politikus menduga langkah tersebut sebagi strategi penting Trump di akhir periode pertama kepemimpinannya untuk pendekatan politik luar negerinya yang keras terhadap Beijing.
Sementara itu, Kedutaan Besar China di Washington menyebut langkah itu sebagai aksi pembatasan yang tidak dapat dibenarkan dan penghalang bagi diplomat serta staf konsuler Chia. Kebijakan itu, menurut Kedubes China, justru bertentangan dengan nilai-nilai keterbukaan dan kebebasan yang dianut oleh AS.
Editor: Arif Budiwinarto