Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Data Terbaru PBB Ungkap 81% Bangunan Gaza Hancur dan Rusak akibat Serangan Israel
Advertisement . Scroll to see content

Taliban Belum Diundang ke Pertemuan PBB tentang Afghanistan di Doha

Sabtu, 29 April 2023 - 12:19:00 WIB
Taliban Belum Diundang ke Pertemuan PBB tentang Afghanistan di Doha
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres belum mengundang pemerintahan Taliban untuk menghadiri pertemuan di Doha, Qatar. (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

WASHINGTON, iNews.id - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres belum mengundang pemerintahan Taliban untuk menghadiri pertemuan yang diselenggarakan bersama utusan khusus untuk Afghanistan dari berbagai negara di Doha, Qatar minggu depan. 

"Sekretaris Jenderal belum memberikan undangan kepada otoritas de facto," kata juru bicara PBB Stephane Dujarric, Jumat (28/4/2023).

Pekan lalu, PBB menekankan bahwa pertemuan yang akan digelar Senin-Selasa pekan depan tidak akan fokus pada kemungkinan pengakuan internasional atas pemerintahan Taliban. Hal itu menyusul, komentar wakil ketua PBB memicu kekhawatiran dan kebingungan. 

"Pertemuan di Qatar pada hari Senin dan Selasa malah dimaksudkan untuk fokus pada menghidupkan kembali keterlibatan internasional seputar tujuan bersama untuk masa depan yang tahan lama di Afghanistan," kata Dujarric.

Minggu lalu, Wakil Ketua PBB, Amina Mohammed menyarankan agar pertemuan di Doha dapat menemukan langkah-langkah kecil itu untuk mengembalikan ke jalan menuju pengakuan Taliban.

Taliban merebut kekuasaan pada Agustus 2021 ketika pasukan pimpinan AS mundur setelah perang selama 20 tahun. Pada bulan Desember, Majelis Umum PBB yang beranggotakan 193 orang menyetujui penundaan keputusan apakah akan mengakui pemerintahan Taliban Afghanistan. 

Dewan Keamanan PBB dengan suara bulat pada hari Kamis mengutuk larangan Taliban terhadap perempuan Afghanistan bekerja untuk PBB di negara tersebut. PBB meminta para pemimpin Taliban untuk segera menghapus tindakan keras terhadap hak-hak perempuan dan anak perempuan.

Sebaliknya, Taliban mengaku menghormati hak-hak perempuan sesuai dengan interpretasinya yang ketat terhadap hukum Islam. Pejabat Taliban mengatakan keputusan tentang pekerja bantuan perempuan adalah "masalah internal."

Editor: Umaya Khusniah

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut