Taliban Buru Jurnalis Jerman, Tembak Mati Kerabat
BERLIN, iNews.id - Pejuang Taliban dilaporkan memburu jurnalis media Jerman, Deutsche Welle (DW). Tak berhasil menemukan yang dicari, pejuang Taliban justru menembak mati anggota keluarga jurnalis tersebut.
Direktur Jenderal DW, Peter Limbourg mengatakan, selain menembak mati, pejuang Taliban juga melukai anggota keluarga yang lain. Pejuang Taliban juga dikatakan tengah memburu tiga jurnalis lain.
"Pembunuhan kerabat dekat salah satu editor kami oleh Taliban sungguh tragis. Ini membuktikan bahaya akut di mana Afghanistan," katanya dilansir dari Reuters.
Dia menambahkan, Taliban telah melakukan pencarian dari rumah ke rumah untuk menemukan wartawan itu. Sementara keluarga jurnalis tersebut dapat melarikan diri dan sekarang dalam pelarian.
Pejuang Taliban juga dilaporkan telah memukuli beberapa wartawan Afghanistan. Tak hanya itu, rumah mereka pun digerebek sejak Taliban merebut ibu kota Kabul pada hari Minggu (15/8/2021).
Padahal, saat memberikan konferensi pers pertama, Selasa (17/8/2021), gerakan militan Islam Taliban telah berjanji akan memberikan kebebasan pada media. Tak dilarang seperti ketika Taliban terakhir berkuasa dari 1996 hingga 2001.
Sayangnya, seorang juru bicara Taliban tidak segera menanggapi permintaan komentar. Sementara yang lain tidak dapat segera dihubungi.
Beberapa wartawan Afghanistan mengatakan situasinya belum jelas.
"Mereka (Taliban) meyakinkan kami bahwa kami aman," kata wakil presiden eksekutif penyiar swasta Afghanistan Ariana Radio & Television Network, Khushal Asefi kepada DW.
Dia mengatakan, Taliban mengatakan pihaknya tidak memiliki masalah. Bahkan jurnalis wanita dapat bekerja di media TV dan menjalankan acara.
Asefi juga mengatakan ada kabar yang mengatakan Taliban tidak mengizinkan jurnalis wanita tampil di TV. Hal ini membuatnya khawatir tentang masa depan yang benar-benar tidak pasti, sementara Taliban belum mengklarifikasi aturan mereka untuk wanita.
"Taliban baru saja mengambil alih Kabul baru-baru ini. Tapi ke depan, ketika pemerintah atau sistem terbentuk, kita akan melihat pembatasan apa yang akan diberlakukan Taliban," kata Asefi.
Kepala badan kebudayaan PBB, UNESCO, Audrey Azoulay mendesak Taliban untuk menjaga kebebasan berekspresi dan keselamatan jurnalis sesuai dengan kewajiban internasional.
"Akses ke informasi yang dapat dipercaya dan debat publik terbuka melalui media yang bebas dan independen sangat penting bagi warga Afghanistan untuk hidup dalam masyarakat damai yang layak mereka dapatkan," katanya.
Dia menambahkan, pada saat kritis ini, tidak ada yang harus takut untuk mengungkapkan pendapat. Selain itu, keselamatan semua jurnalis, terutama perempuan, juga harus dijamin secara khusus.
Editor: Umaya Khusniah