Taliban Jadikan 15 Februari, Tanggal Hengkangnya Soviet dari Afghanistan Hari Libur Nasional
KABUL, iNews.id - Taliban menjadikan 15 Februari sebagai hari libur nasional di Afghanistan. Tanggal itu merupakan waktu penarikan seluruh pasukan Uni Soviet dari Afghanistan setelah pertempuran sekitar 10 tahun.
Uni Soviet menyerang Afghanistan pada 24 Desember 1979 kemudian mengumumkan mundur 10 tahun kemudian setelah kehilangan hampir 15.000 tentara melawan pasukan Mujahidin yang didukung negara Barat.
Namun kepergian Uni Soviet memicu perang saudara lalu di Afghanistan hingga memunculkan Taliban, salah satu kekuatan, hingga mereka berkuasa pada 1996 hingga 2001. Namun pada 2011 Taliban digulingkan dari pemerintahan sejalan dengan invasi Amerika Serikat terkait serangan 11 September 2001 atau 9/11.
Setelah 20 tahun pertempuran dengan AS yang dibantu sekutu, Taliban kembali berkuasa. Kemudian, 40 tahun setelah kepergian pasukan Uni Soviet, Taliban kembali menyaksikan penarikan semua pasukan AS dan sekutu yakni pada Agustus 2021.
Afghanistan kini terjerumus ke dalam krisis kemanusiaan dan ekonomi yang dalam. Setelah Taliban kembali berkuasa, dana aset Afghanistan, termasuk 7 miliar dolar AS atau sekitar Rp100 triliun yang berada di Amerika Serikat, dibekukan.
Presiden AS Joe Biden pada Jumat lalu mengeluarkan Perintah Eksekutif atau Instruksi Presiden (Inpres) untuk mencairkan dana itu, namun setengahnya yakni Rp50 triliun tetap ditahan di AS untuk membiayai proses pengadilan tuntutan para korban 9/11 serta sebagai biaya kompensasi.
Ribuan orang berunjuk rasa di kota-kota Afghanistan saat hari libur nasional pada Selasa untuk memprotes keputusan Biden itu.
"Jika ada orang yang menginginkan kompensasi, itu seharusnya orang Afghanistan. Dua gedung mereka dihancurkan, tapi semua distrik dan negara kami telah dihancurkan," kata Mir Afghan Safi, ketua asosiasi pedagang valas Afghanistan, dikutip dari AFP, Rabu (16/2/2022).
Taliban juga mengecam penarikan dana oleh AS tersebut dengan menyebutnya sebagai pencurian.
Bahkan Taliban memperingatkan akan mempertimbangkan kembali kebijakan terhadap AS kecuali mau membatalkan keputusan itu dan mencairkan semua aset yang disita.
"Serangan 9/11 tidak ada hubungannya dengan Afghanistan," kata wakil juru bicara Taliban.
Editor: Anton Suhartono