Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Rusia Sindir AS: Rudal Burevestnik dan Poseidon Bukan Uji Coba Nuklir, Pemahaman Dangkal!
Advertisement . Scroll to see content

Taliban Serang Militer dan Polisi Afghanistan Tewaskan 20 Personel

Rabu, 04 Maret 2020 - 16:25:00 WIB
Taliban Serang Militer dan Polisi Afghanistan Tewaskan 20 Personel
Serangan Taliban ke markas militer dan polisi menewaskan sedikitnya 20 personel (Foto: AFP)
Advertisement . Scroll to see content

KABUL, iNews.id - Serangan kelompok Taliban ke markas polisi dan militer Afghanistan di Distrik Imam Sahib, Kunduz, serta Provinsi Uruzgan, menewaskan sedikitnya 20 orang, Selasa malam hingga Rabu (3-4/3/2020) dini hari.

Serangan mematikan ini berlangsung belum sepekan setelah Taliban meneken perjanjian dengan Amerika Serikat di Doha, Qatar, jalan menuju penarikan penuh pasukan AS dari Afghanistan setelah 18 tahun perang. Namun perjanjian itu mengikutsertakan Pemerintah Afghanistan.

"Gerilyawan meningkatkan kekerasan terhadap pasukan keamanan Afghanistan dalam beberapa hari terakhir, mengakhiri gencatan senjata sebagian yang diberlakukan menjelang perjanjian penarikan AS-Taliban yang ditandatangani di Doha," kata Safiullah Amiri, seorang anggota dewan Provinsi Kunduz, dikutip dari AFP.

Taliban, lanjut dia, menyerang tiga pos tentara menewaskan sedikitnya 10 tentara dan empat polisi.

Setelah itu, militan menyerang pos polisi di Provinsi Uruzgan.

"Sayangnya, enam polisi tewas dan tujuh lainnya luka," kata juru bicara gubernur, Zergai Ebadi.

Kekerasan berlatar belakang pertukaran tahanan ini berpotensi mengacaukan proses perdamaian Afghanistan. Padahal pihak bertikai akan menggelar pembicaraan mulai 10 Maret.

Pada Selasa, Presiden AS Donald Trump mengatakan dia memiliki hubungan sangat baik dengan kepala politik Taliban Mullah Baradar. Mereka berbicara melalui telepon selama 35 menit.

"Hubungan yang saya jalin dengan para mullah sangat baik. Kami berbicara panjang hari ini dan Anda tahu, mereka ingin menghentikan kekerasan, mereka juga ingin menghentikan kekerasan," kata Trump.

Trump menggembar-gemborkan kesepakatan Doha sebagai upaya untuk mengakhiri kehadiran militer AS di Afghanistan.

Dalam kesepakatan Doha, AS dan pasukan asing lainnya akan meninggalkan Afghanistan dalam waktu 14 bulan. Selain itu Taliban berkomitmen menjamin keamanan di Afghanistan serta mengadakan pembicaraan dengan pemerintah nasional Afghanistan.

Perjanjian juga mencakup pertukaran tahanan. Sebanyak 5.000 militan Taliban yang ditahan pemerintah akan ditukar dengan 1.000 pasukan pemerintah yang ditahan.

Taliban menyebut ini sebagai prasyarat menuju perundingan dengan pemerintah, namun Presiden Ashraf Ghani menolak mengimplementasikannya sebelum negosiasi dimulai.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut