Teman Dekat Trump yang Juga Pengusaha Real Estate AS Meninggal akibat Virus Corona
WASHINGTON, iNews.id - Pengusaha real estate yang juga teman dekat Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Stanley I Chera, meninggal akibat virus corona, Sabtu (11/4/2020).
Sebelumnya dalam konferensi pers, Trump pernah mengungkap rasa sedih, seorang temannya sakit parah akibat terinfeksi Covid-19. Chera juga merupakan donatur Trump untuk pemilihan presiden AS.
Kabar meninggalnya Chera dilaporkan The Real Deal, media yang meliput seputar industri real estate di New York, setelah mengonfirmasi sumber dekat di perusahaan mendiang, Crown Acquisitions.
Sumber di Gedung Putih, kepada Associated Press, Minggu (12/4/2020), mengonfirmasi meninggalnya pria berusia 70 tahuan itu dan membenarkan kedekatannya antara Trump.
Trump pertama kali mengungkap tentang kondisi temannya yang sakit itu pada 29 Maret.
"Saya punya teman yang dibawa rumah sakit tempo hari. Dia sedikit lebih tua. Dia (sakit) berat, tapi dia orang yang tangguh," ujar Trump, saat itu tanpa menyebut nama Chera.
"Sehari kemudian, dia koma , kondisinya tidak bagus. Kecepatan dan kekejaman (Covid-19), terutama jika menyerang orang yang tepat, itu mengerikan, benar-benar mengerikan," katanya, menambahkan.
Beberapa hari kemudian jurnalis Gedung Putih bertanya dalam konferensi pers, apakah kondisi temannya itu yang membuat Trump berubah sikap dalam menanggapi wabah virus corona. Namun Trump menepisnya.
Pria 73 tahun itu menjawab, bukan karena temannya, melainkan data statistik dan meningkatnya jumlah kasus yang luar biasa cepat.
"Dia semacam topik utama apa yang kita bicarakan dan itu sangat memukulnya,. Saya belum pernah melihat yang seperti ini" kata Trump, pada 1 April, seraya menyebut pasien merupakan donor kampanyenya pada 2019.
"Dia pria yang hebat, dan dia sudah bersama saya sejak awal," kata Trump, menegaskan.
Namun Chera dipastikan tak pernah bertemu Trump sejak terinfeksi virus corona, menjawab kekhawatiran mengenai penularan.
Trump dan keluarga telah menjalani tes virus corona setidaknya dua kali, hasilnya negatif.
Editor: Anton Suhartono