Tentara dan Kelompok Paramiliter Sudan Sepakat Perpanjang Gencatan Senjata demi Kemanusiaan
"Intensitas pertempuran lebih besar dari tiga hari terakhir," kata mereka.
Tentara Sudan dan Pasukan Pendukung Cepat (RSF) paramiliter telah terkunci dalam perebutan kekuasaan yang meletus menjadi konflik pada 15 April, menewaskan ratusan orang dan mengusir hampir 1,4 juta orang dari rumah mereka.
Penduduk juga melaporkan, serangan udara, yang digunakan tentara untuk menargetkan pasukan RSF yang bersembunyi di lingkungan sekitar ibu kota, terdengar di Omdurman pada Senin sore.
"Sejak kemarin malam terjadi pengeboman dengan segala jenis senjata antara tentara dan kelompok paramiliter. Kami dalam keadaan sangat ketakutan. Di mana gencatan senjata?" kata warga Omdurman, Hassan Othman (55) kepada Reuters melalui telepon.
Pada hari-hari terakhir, kesepakatan gencatan senjata telah menghentikan pertempuran sengit, meskipun bentrokan sporadis dan serangan udara terus berlanjut.
Arab Saudi dan AS sebelumnya mengatakan kedua belah pihak telah melakukan berbagai pelanggaran gencatan senjata. Mereka juga menghambat akses kemanusiaan dan pemulihan layanan penting.
Editor: Umaya Khusniah