Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Brutal, Pemberontak Sudan Bakar Ratusan Mayat Warga Sipil untuk Hilangkan Bukti Genosida
Advertisement . Scroll to see content

Tentara dan Paramiliter Memanas, Suara Tembakan Senjata Berat Terdengar di Selatan Ibu Kota

Sabtu, 15 April 2023 - 15:06:00 WIB
Tentara dan Paramiliter Memanas, Suara Tembakan Senjata Berat Terdengar di Selatan Ibu Kota
Suara tembakan senjata berat terdengar di selatan ibu kota Sudan, Khartoum, Sabtu (15/4/2023). (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

KHARTOUM, iNews.id - Suara tembakan senjata berat terdengar di selatan ibu kota Sudan, Khartoum, Sabtu (15/4/2023). Sayang sumber suara tembakan belum diketahui pasti. 

Ketegangan terjadi antara tentara dan kelompok paramiliter yang kuat dalam beberapa hari terakhir. Ketegangan dua kubu itu telah memicu peringatan akan adanya konfrontasi.

Perpecahan antara pasukan muncul ke permukaan pada Kamis (13/4/2023). Saat itu, tentara mengatakan gerakan Pasukan Dukungan Cepat (RSF), sebuah kelompok paramiliter yang kuat baru-baru ini, terjadi tanpa koordinasi dan ilegal.

Pada hari Jumat dan Sabtu pagi, kepala tentara dan RSF mengatakan kepada mediator, mereka siap mengambil langkah untuk meredakan situasi.

Konfrontasi di antara mereka bisa menimbulkan perselisihan berkepanjangan di seluruh negara besar yang sudah menghadapi kehancuran ekonomi dan gejolak kekerasan suku.

Pada hari Jumat, petugas medis Sudan mengatakan sedikitnya 22 orang ditembak dan dibunuh dalam kekerasan di negara bagian Darfur Barat selama seminggu terakhir. Kekerasan di Kota Forbaranga itu menjadi yang terbaru dalam kekerasan suku yang berkembang di pinggiran Sudan dan khususnya di Darfur Barat.

Bentrokan telah meningkat sejak kesepakatan damai 2020, dan kudeta Oktober 2021. Ketegangan yang sedang berlangsung antara tentara dan kelompok paramiliter Pasukan Dukungan Cepat semakin meningkatkan ketidakamanan.

Menurut PBB, sekitar 20.000 orang mengungsi setelah rumah dibakar dan dijarah dalam kekerasan yang meletus antara suku Masalit dan Arab. Beberapa pindah melintasi perbatasan ke Chad.

"Rumah sakit setempat ditutup karena kurangnya perlindungan keamanan," kata Komite Sentral Dokter Sudan.

Editor: Umaya Khusniah

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut