Terancam Diserang Amerika, Presiden Venezuela Maduro Janji Tak Akan Tinggalkan Rakyat
KARAKAS, iNews.id - Di tengah meningkatnya ancaman militer dari Amerika Serikat (AS), Presiden Venezuela Nicolas Maduro tampil di hadapan ribuan pendukungnya di Karakas dengan pesan tegas, tidak akan pernah meninggalkan rakyatnya, apa pun yang terjadi.
Dalam pidato yang penuh emosi pada Selasa (2/12/2025), Maduro mengatakan Venezuela akan melawan setiap kemungkinan intervensi militer AS.
Dia menegaskan kesetiaan mutlaknya kepada rakyat, terutama saat situasi keamanan regional terus memburuk.
Menyadari wacana serangan AS semakin menguat, Maduro meresponsnya dengan pernyataan yang menekankan kedekatannya dengan rakyat Venezuela.
Menurut Maduro, pemerintahannya tidak menginginkan perdamaian yang dipaksakan atau perdamaian yang membuat negara itu tunduk terhadap kekuatan asing.
“Kita tidak menginginkan perdamaian yang diperbudak, atau perdamaian koloni. Koloni, tidak akan pernah terjadi. Budak, tidak akan pernah,” katanya, disambut sorakan ribuan pendukung.
Pidato itu memicu gelombang dukungan baru bagi Maduro, yang berusaha menunjukkan bahwa dirinya akan tetap berada di barisan depan bersama rakyat jika ketegangan berubah menjadi konflik terbuka.
Sementara itu Presiden AS Donald Trump menggelar rapat tingkat tinggi bersama para pejabat keamanan nasional untuk membahas langkah selanjutnya terkait Venezuela. Pertemuan ini digelar setelah percakapan telepon antara Trump dan Maduro.
Trump tak banyak mengungkap isi komunikasi tersebut, hanya menyebutnya “biasa-biasa saja.”
Ketika ditanya apakah peringatannya mengenai pembatasan penerbangan di wilayah udara Venezuela menjadi tanda serangan AS semakin dekat, ia menjawab singkat, "Jangan berasumsi apa pun.”
Pernyataan itu semakin memicu spekulasi bahwa AS tengah merancang operasi militer besar.
Kekuatan Militer AS Mengalir ke Amerika Latin
Dalam beberapa bulan terakhir, AS meningkatkan kehadiran militernya di Amerika Latin secara signifikan. Marinir, kapal perang, jet tempur, pesawat pembom, kapal selam, hingga drone telah digerakkan untuk memperluas pengaruh Washington di kawasan tersebut.
Langkah ini membuat Karakas semakin khawatir, terlebih setelah Washington secara terbuka menyebut pemerintahan Maduro sebagai ancaman bagi stabilitas regional.
Rakyat Bersatu, Maduro Kerahkan Retorika Perlawanan
Ancaman serangan justru membuat dukungan rakyat terhadap Maduro semakin menguat. Pidatonya di Karakas bukan hanya tentang menolak campur tangan asing, tetapi juga untuk menegaskan bahwa ia tidak akan melarikan diri atau menyerahkan negara kepada pihak luar.
Dengan situasi yang semakin memanas, Venezuela kini memasuki babak baru ketegangan dengan AS, babak yang dapat menentukan masa depan negara itu dan keberlangsungan pemerintahan Maduro.
Editor: Anton Suhartono