Terungkap, Donald Trump Pernah Ajak Kim Jong Un Naik Pesawat Air Force One tapi Ditolak
WASHINGTON, iNews.id - Pertemuan bersejarah mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un merupakan salah satu momen paling penting dalam masa kepresidenannya. Ada beberapa kejadian yang sebelumnya belum pernah tersiar ke publik.
Seperti dalam pertemuan kedua Trump dengan Kim di Hanoi, Vietnam, pada 2019. Pertemuan tersebut salah satunya bertujuan membujuk Kim agar mau melucuti senjata nuklir, namun tidak berjalan sesuai rencana. Begitu negosiasi gagal, Trump tiba-tiba meninggalkan pertemuan.
“Terkadang memang hanya perlu pergi berjalan kaki,” ujar Trump, dikutip dari BBC, Selasa (23/2/2021).
Namun sebelum pergi, Trump ternyata memberikan tawaran mengejutkan kepada Kim. Dia menawari Kim tumpangan pulang menggunakan pesawat kepresidenan Air Force One, setelah kesepakatan nuklir bersejarah itu gagal.
“Presiden Trump menawari Kim tumpangan pulang dengan Air Force One. Presiden (Trump) tahu bahwa Kim menempuh perjalanan menggunakan kereta beberapa hari melalui China, lalu ke Hanoi. Presiden mengatakan, 'Saya bisa mengantar Anda pulang dalam 2 jam jika mau', namun Kim menolak," ujar Matthew Pottinger, pakar Asia terkemuka di Dewan Keamanan Nasional Trump.
Tawaran tersebut merupakan salah satu dari banyak kejutan yang tidak terbayangkan akan terjadi antara dua pemimpin.
“Trump mengira dia mungkin punya sahabat baru,” kata mantan Penasihat Keamanan Nasional, John Bolton.
Dalam pertemuan pertama di Singapura pada Juni 2018, Trump secara mengejutkan menyetujui permintaan Kim untuk membatalkan latihan perang gabungan antara AS dan Korea Selatan (Korsel).
Kim mengeluhkan latihan besar yang telah berlangsung 60 tahun lebih itu di Semenanjung Korea karena mengganggu.
“Trump, entah dapat bisikan dari mana, berkata, 'Saya akan membatalkan latihan perang, itu tidak perlu, mahal, dan langkah ini akan membuat Anda senang'. Saya tak bisa memercayainya,” kata Bolton, menirukan perkataan Trump.
Hal itu diputuskan Trump secara mengejutkan, bahkan mantan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo yang saat itu duduk di ruangan pertemuan bersama Trump, tidak diajak berkonsultasi. Keputusan itu datang dari pikiran Trump sendiri.
Editor: Anton Suhartono