Terungkap, Terduga Penembak Trump Rekrut Mantan Tentara Afghanistan untuk Perang di Ukraina
Dalam wawancara tersebut, Routh mengaku telah bertemu dengan pejabat Komisi Keamanan dan Kerja Sama AS di Eropa atau dikenal dengan Komisi Helsinki di Washington DC. Dalam pertemuan selama 2 jam itu Routh mengungkap mereka membahas upaya mendorong lebih banyak dukungan bagi Ukraina.
Routh lalu mengatakan, langkah konkret yang dia lakukan adalah merekrut mantan tentara Afghanistan sebelum Taliban berkuasa. Mereka terpaksa lari ke luar negeri untuk menghindari penangkapan oleh Taliban. Para mantan tentara yang setia kepada pemerintahan Afghanistan sebelumnya itu kini tinggal di beberapa negara tetangga, seperti Pakistan dan Iran, sebagai pemukim ilegal.
Routh mengklaim puluhan tentara telah menyatakan minat untuk berperang di Ukraina.
"Kita mungkin dapat membeli beberapa paspor melalui Pakistan, karena negara itu sangat korup," ujarnya, dalam wawancara.
Tidak jelas apakah Routh menindaklanjuti rencana itu, namun seorang mantan tentara Afghanistan mengatakan dia telah dihubungi dan tertarik untuk bertempur demi bisa meninggalkan Iran.
Routh pernah ditangkap pada 2002 di Greensboro setelah membarikade diri di dalam sebuah atap bangunan sambil membawa senjata otomatis penuh. Dia didakwa dengan kepemilikan senjata pemusnah massal. Tidak jelas bagaimana kelanjutan kasus itu.
Editor: Anton Suhartono