Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Matahari Tepat di Atas Kakbah Sore Ini, Ayo Cek Arah Kiblat!
Advertisement . Scroll to see content

Tiga Ilmuwan Boyong Hadiah Nobel Fisika 2020 terkait Pengungkapan Misteri Black Hole

Rabu, 07 Oktober 2020 - 05:37:00 WIB
Tiga Ilmuwan Boyong Hadiah Nobel Fisika 2020 terkait Pengungkapan Misteri Black Hole
(Dari kiri ke kanan) Roger Penrose , Reinhard Genzel, dan Andrea Ghez, pemenang Hadiah Nobel Fisika 2020 (Foto: AFP)
Advertisement . Scroll to see content

STOCKHOLM, iNews.id - Tiga ilmuwan, Roger Penrose (89) dari Inggris, Reinhard Genzel (68) dari Jerman, serta Andrea Ghez (55) dari Amerika Serikat, memenangkan Hadiah Nobel Fisika 2020, Selasa (6/10/2020). Mereka dianggap berjasa dalam meneliti fenomena paling eksotis di alam semesta, black hole.

Penrose diberi penghargaan karena menunjukkan teori relativitas umum mengarah pada pembentukan black hole. Sementara Genzel dan Ghez dianugerahi hadah bergengsi ini karena mendapati bahwa benda tak terlihat dan sangat berat itu mengatur orbit bintang di pusat Galaksi Bima Sakti.

Black hole mengacu pada titik di ruang angkasa di mana materi dikompresi sedemikian rupa sehingga menciptakan medan gravitasi yang bahkan cahaya pun tidak bisa lepas.

Selama bertahun-tahun fisikawan mempertanyakan apakah black hole benar-benar ada, namun Penrose yang merupakan profesor di Universitas Oxford, pada 1965 menggunakan pemodelan matematika untuk membuktikan kembali bahwa black hole dapat terbentuk.

Perhitungannya membuktikan bahwa black hole, benda super padat yang terbentuk ketika sebuah bintang berat runtuh akibat bobot gravitasinya sendiri, merupakan adalah konsekuensi langsung dari teori relativitas umum Einstein.

Akademi Ilmu Pengetahuan Kerajaan Swedia, yang memahkotai Hadiah Nobel di bidang fisika, kimia, dan ekonomi, menyatakan, partikel Penrose yang ditemukan pada 1965 dianggap sebagai sumbangan terpenting bagi teori relativitas umum sejak pasca-Einstein.

Pria yang merupakan salah satu penguji gelar PhD fisikiwan terkenal Stephen Hawking pada 1966 serta astronom kerajaan Inggris sekaligus mitra dari Trinity College Cambridge, Martin Rees, itu mengatakan keduanya telah melakukan lebih dari siapa pun sejak Einstein dalam memperdalam pengetahuan tentang gravitasi.

Tak heran dalam keterangan persnya kepada wartawan, Penrose mengatakan Hawking lebih pantas menerima Nobel meskipun mengetahui Komite Nobel lebih memberi perhatian kepada sains yang dapat dilihat, bukan sekadar teori.

Dengan rendah hari, Penrose mengatakan dia sama sekali tidak mengharapkan hadiah ini.

Sejak awal 1990-an atau puluhan tahun setelah Penrose mempublikasikan teorinya, Genzel dan Ghez memimpin penelitian yang berfokus pada wilayah yang disebut Sagitarius A di pusat Bima Sakti.

Dengan menggunakan teleskop terbesar di dunia, mereka menemukan objek sangat berat dan tak terlihat, sekitar 4 juta kali lebih besar dari bobot Matahari, planet yang menarik bintang-bintang di sekitarnya.

Keduanya secara khusus mengembangkan metode untuk melihat melalui gas awan dan debu antarbintang ke pusat Bima Sakti, menciptakan teknik baru untuk mengimbangi distorsi gambar yang disebabkan oleh atmosfer Bumi. Pada April 2019, astronom mengungkap foto pertama black hole.

Genzel mengatakan, air matanya berlinang begitu mengetahui dirinya mendapatkan Nobel Fisika.

Berbicara dalam konferensi pers dari Max Planck Institute for Extraterrestrial Physics di Garching, Jerman, Genzel mengatakan tidak berharap mendapatkan penghargaan sedini ini.

"Salah satu kualitas yang dibutuhkan seorang peneliti untuk memenangkan Hadiah Nobel adalah umur panjang," tuturnya, dikutip dari AFP, Rabu (7/10/2020).

Ketua Komite Nobel David Haviland mengatakan, black hole masih menimbulkan banyak pertanyaan yang menuntut jawaban dan memotivasi penelitian lebih lanjut.

Sentimen itu bergema saat Ghez ditanya apakah dia mengerti apa yang terjadi di dalam black hole.

"Kami tidak tahu apa yang ada di dalam black hole dan itulah yang membuat benda-benda ini sangat eksotis," kata Ghez.

Ghez merupakan perempuan keempat yang menerima Hadiah Nobel Fisika sejak pertama digelar pada 1901.

"Saya merasa senang dikenalkan dengan cara ini, karena saya pikir memiliki panutan yang dapat dilihat bisa memberi dampak besar kepada perempua muda yang berpikir untuk menjadi ilmuwan," kata profesor fisika dan astronomi di Universitas California itu.

Ketiganya akan berbagi hadiah sebesar 10 juta kronor Swedia atau sekitar Rp16,5 miliar, di mana setengahnya untuk Penrose dan sisanya dibagi untuk Genzel dan Ghez.

Mereka seharusnya akan menerima Hadiah Nobel Fisika dari Raja Carl XVI Gustaf di Stockholm, Swedia, pada 10 Desember 2020, namun karena pandemi Covid-19 upacara pemberian hadiah dilakukan secara virtual.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut