Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Perundingan Gencatan Senjata Hamas-Israel Berlanjut di Kairo, Semua Pihak Hadir
Advertisement . Scroll to see content

Tiga Nelayan Iran Dibebaskan setelah Lima Tahun Disandera Bajak Laut Somalia

Jumat, 21 Agustus 2020 - 06:54:00 WIB
Tiga Nelayan Iran Dibebaskan setelah Lima Tahun Disandera Bajak Laut Somalia
Bajak laut Somalia menahan tiga nelayan Iran sejak 2015 dan bersedia membebaskannya setelah ditawan selama lima tahun. (foto: ist)
Advertisement . Scroll to see content

MOGADISHU, iNwews.id - Tiga nelayan asal Iran akhirnya dibebaskan setelah lima tahun ditawan oleh bajak laut Somalia. Pembebasan sandera ini setelah tercapai kesepakatan antara bajak laut dan tim negosiasi.

John Steed, seorang mantan tentara Inggris yang menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk membebaskan tawanan bajak laut di Somalia, mengatakan bahwa tiga orang pria asal Iran telah dibebaskan pada Sabtu pekan kemarin. Ketiganya yang semua berprofesi sebagai nelayan saat ini tengah menunggu tes Covid-19 sebelum dibawa ke Ethiopia kemudian dipulangkan ke negaranya.

Ketiga pria yang namanya tidak disebutkan itu merupakan sisa dari kru kapal penangkap ikan berbendera Iran FV Siraj yang ditangkap oleh bajak laut Somalia di lepas pantai Somalia pada Maret 2015.

Sebelumnya, tahun lalu bajak laut Somalia bersedia membebaskan seorang tawanannya dengan pertimbangan dia membutuhkan perawatan medis intensif.

Steed mengatakan tiga nelayan Iran yang baru saja dibebaskan dalam kondisi tidak layak. Tubuh mereka sangat kurus dan mengalami masalah pencernaan dan perut.

"Ini sesungguhnya menandai akhir dari era kegelapan, antara 2010 sampai 2019, bajak laut Somalia menahan lebih dari 2.300 kru baik itu di ruang penjara atau di kapal mereka sebagai tawanan," kata anggota tim negosiasi Hostage Support Programme (HSP) dikutip dari AFP, Jumat (21/8/2020).

HSP mengatakan aksi bajak laut di lepas pantai Somalia menjadi 'mata pencaharian baru' di tengah krisis di negara tersebut. Para bajak laut--yang mendapatkan senjata dari pasar gelap--mencari target kapal-kapal nelayan maupun tanker untuk ditawan guna mendesak pemilik memberikan tebusan.

Dari ribuan tawanan, hanya sedikit yang bebas karena pemilik kapal bersedia memenuhi tebusan yang diminta bajak laut.

"Banyak dari mereka disiksa, beberapa di antaranya mati tetapi kebanyakan trauma dengan apa yang mereka alami."

"Kami sangat senang bisa menyelamatkan semua yang tersisa dan tidak mendapat uluran tangan dari perusahaan maupun negara mereka," lanjutnya.

Serangan bajak laut pada kapal-kapal tanker maupun kapal nelayan di lepas pantai Somalia mencapai puncaknya pada 2011 dengan 176 orang ditawan. Setelah itu, jumlah menurun drastis dalam beberapa tahun terakhir.

Editor: Arif Budiwinarto

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut