Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : UU Peradilan Militer Digugat ke Mahkamah Konstitusi, Kenapa?
Advertisement . Scroll to see content

Tolak Kudeta Myanmar, Puluhan Demonstran Ditangkap termasuk Jurnalis

Selasa, 09 Februari 2021 - 14:48:00 WIB
Tolak Kudeta Myanmar, Puluhan Demonstran Ditangkap termasuk Jurnalis
Ribuan warga Myanmar dari berbagai elemen turun ke jalan untuk memprotes kudeta militer, Senin (8/2/2021). (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

MANDALAY, iNews.id – Polisi Myanmar menangkap sedikitnya 27 demonstran yang turun ke jalan dalam aksi penolakan kudeta militer, Selasa (9/2/2021), di kota terbesar kedua negara itu, Mandalay. Seorang jurnalis termasuk di antara mereka yang ditangkap.

Jurnalis tersebut berasal dari Suara Demokratis Burma (DVB), dan mengonfirmasi dirinya telah ditahan setelah merekam unjuk rasa. Dua organisasi media lainnya membenarkan penangkapan tersebut, dia menyebut orang-orang dipukuli oleh polisi.

Reuters melansir, Selasa (9/2/2021), para pengunjuk rasa menentang kudeta oleh militer Myanmar yang menggulingkan pemimpin sipil terpilih, Aung San Suu Kyi. Mereka yang berasal dari berbagai kalangan dan profesi juga menentang aturan baru militer, yang memberlakukan jam malam dan melarang kegiatan perkumpulan lebih dari lima orang.

Unjuk rasa besar-besaran selama empat hari berturut-turut itu telah melumpuhkan sejumlah layanan, mulai dari rumah sakit, sekolah dan kantor pemerintah. Penanganan Covid-19 di Myanmar pun jadi kacau balau dan terganggu lantaran para dokter dan tenaga kesehatan juga ikut unjuk rasa, bahkan ada yang mogok kerja.

Dalam unjuk rasa di ibu kota Myanmar, Naypyitaw, polisi menembakkan meriam air ke barisan orang-orang yang menolak bubar. Video yang beredar luas di Facebook juga menunjukkan polisi menghalau kerumunan besar di Bago, kota terbesar keempat Myanmar.

“Kudeta selalu muncul di pikiran kami, setiap kali kami makan, bekerja, bahkan istirahat. Kami sangat kecewa dan sedih setiap kali memikirkan mengapa hal ini menimpa kami lagi,” ujar salah satu penduduk Yangon, Khin Min Soe.

“Kami akan terus berjuang, menuju kehancuran total untuk kediktatoran,” kata seorang aktivis pemuda, Maung Saungkha.

Dalam pidato pertamanya di televisi sebagai pemimpin junta pada Senin, Jenderal Min Aung Hlaing mengatakan militer akan mewujudkan demokrasi yang benar dan disiplin. Hal itu, kata dia, akan berbeda dengan era pemerintahan militer sebelumnya, yang membuat Myanmar terisolasi dan miskin.

“Kami akan mengadakan pemilu multipartai, dan kami akan menyerahkan kekuasaan kepada yang menang dalam pemilu itu, sesuai aturan demokrasi,” katanya.

Namun, dia belum menjabarkan tenggat waktu rencana pemilu tersebut. Min Aung Hlaing kembali melontarkan tuduhan kecurangan yang dia sebut dilakukan oleh partai pemenang pemilu, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), dalam pemilihan November lalu.

Editor: Ahmad Islamy Jamil

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut