Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : 7 Pendaki Internasional Tewas di Pegunungan Nepal akibat Dihantam Longsoran Salju
Advertisement . Scroll to see content

Tradisi Chhaupadi, Mengasingkan Perempuan Haid ke Gubuk karena Dianggap Bawa Sial

Jumat, 06 Januari 2023 - 15:22:00 WIB
Tradisi Chhaupadi, Mengasingkan Perempuan Haid ke Gubuk karena Dianggap Bawa Sial
Tradisi chhaupadi masih dipraktikkan sebagian masyarakat Nepal (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

KATHMANDU, iNews.id - Sebagian masyarakat perdesaan di Nepal masih mempraktikkan tradisi chhaupadi yakni mengasingkan perempuan haid atau usai melahirkan karena tidak suci. Mereka ditempatkan di gubuk atau gudang dan dibolehkan pulang setelah tak mengeluarkan darah lagi.

Penduduk berkeyakinan, jika perempuan haid tak diasingkan bisa membawa nasib buruk bagi keluarga, termasuk gangguan kesehatan.

Namun pada praktiknya, seringkali perempuan yang diasingkan tak dibekali makan dan minum memadai. Bukan hanya itu, mereka tak mendapat fasilitas yang menunjang, seperti untuk bersih-bersih dan mencuci. Kondisi itu membuat para perempuan justru semakin dekat dengan penyakit.

Ditambah lagi Nepal dikenal dengan cuaca dingin, sehingga mereka yang menjalani tradisi ini harus menghidupkan api di dalam ruangan. Dalam beberapa kasus, para perempuan menghirup asap hingga mati lemas bahkan terbakar. Kasus lain mengungkap ada yang diserang hewan.

Karena banyak dampak negatifnya, Pemerintah Nepal melarang praktik chhaupadi sejak 2005. Meski demikian masih ada yang melakukannya, terutama di daerah terpencil.

Chhaupadi diberlakukan untuk perempuan yang haid, meski baru pertama kali. Seorang korban, Geeta, mengaku diusir dari rumahnya saat masih berusia 11 tahun.  Dia dipaksa tinggal sendiri di gubuk kecil selama 21 hari. Sebagian besar hari dia habiskan dengan menyapu dan memotong rumput.

"Orang mengira jika gadis menstruasi menyentuh mereka, maka hal buruk akan terjadi dan orang itu akan sakit. Dewa akan marah," kata Geeta, dikutip dari Actionaid.

Bukan hanya itu dia tak mendapat makanan bergizi, bahkan tak mendapat perlakuan layaknya manusia.

Selain itu perempuan chhaupadi juga tak mendapat pembalut, sehingga harus menggunakan kain untuk menyerap darah. Padahal kain yang tak bersih bisa menyebabkan infeksi serius dan menyakitkan. 

Ancaman kematian bagi mereka bukan hanya dari api yang dinyalakan, tapi hewan. Seorang perempuan 19 tahun tewas digigit ular di gubuk tempat tinggalnya.

Meski demikian alasan adat menjadi senjata warga masih mempraktikannya. Di bagian barat Nepal, chhaupadi sudah dilakukan selama ratusan tahun karena masuk dalam sistem kepercayaan dan cara hidup setempat.

Di wilayah itu penduduk mengandalkan hidup pada hasil panen dan hewan ternak. Jika perempuan tidak mengikuti tradisi tersebut, dampaknya akan dirasakan seluruh keluarga. Mereka percaya panen akan gagal dan hewan ternak akan sakit atau mati.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut