Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Ngeri! Powerbank Meledak di Kantong Penumpang Pesawat
Advertisement . Scroll to see content

Tradisi, PM Baru Australia Pilih RI Negara Pertama yang Dikunjungi

Jumat, 31 Agustus 2018 - 14:24:00 WIB
Tradisi, PM Baru Australia Pilih RI Negara Pertama yang Dikunjungi
Perdana Menteri baru Australia Scott Morrison. (Foto: AFP)
Advertisement . Scroll to see content

CANBERRA, iNews.id - Perdana Menteri (PM) baru Australia, Scott Morrison, mengunjungi Jakarta untuk bertemu Presiden Joko Widodo sore ini, Jumat (31/8/2018). Ini merupakan kunjungan luar negeri pertamanya sebagai kepala pemerintahan Australia. 

Pertemuan Presiden Jokowi dan Morisson akan berlangsung di Istana Kepresidenan Bogor. Berdasarkan agenda resmi, Morisson dijadwalkan tiba di Istana Bogor pukul 14.30 WIB.

Dia akan disambut dengan upacara penyambutan yang dilanjutkan dengan sesi foto bersama, penandatanganan buku tamu, penanaman pohon, pertemuan bilateral, penandatanganan kerja sama serta pernyataan pers bersama.

Indonesia dipilih menjadi negara pertama yang dikunjungi setelah dirinya dilantik sebagai PM Australia tepat sepekan lalu.

Morrison meneruskan semacam 'tradisi' pemimpin baru Australia yang menjadikan Indonesia sebagai tujuan kunjungan kenegaraan pertama.

Paul Keating menjadi PM di era 1990-an yang memulai 'tradisi' ini. Namun saat itu konteksnya didorong oleh keinginan Australia agar bisa lebih dekat ke Asia.

Konon, Paul Keating bahkan menganggap Presiden Soeharto sebagai 'guru politik' yang amat dihormatinya.

Ada yang menyebut bahwa tradisi kunjungan pertama ke Jakarta yang diteruskan oleh PM Kevin Rudd, PM Tony Abbott, PM Malcolm Turnbull, dan kali ini Scott Morrison, hanya bermakna simbolis.

Namun setidaknya, di era Paul Keating, maknanya jauh lebih mendalam.

Bahkan, pada Desember 1995 di Istana Negara, PM Keating dan Presiden Soeharto menjadi saksi perjanjian bersejarah kedua negara, Perjanjian Keamanan Australia-Indonesia.

Dengan berhasil menggandeng Indonesia yang kala itu begitu disegani di Asia, Keating pun memastikan posisi Australia di kawasan ini.

Menurut penuturan Wakil PM Kim Beazley saat itu, sebagaimana tercatat dalam Arsip Nasional Australia, Keating memang sangat menghormati Soeharto.

Keating, kata Beazley, menyukai Soeharto dan sebaliknya presiden ke-2 RI itu juga sangat menyukai Keating.

"Soeharto menganggap Keating sebagai anak sendiri dan sangat memproteksinya," demikian kesaksian Beazley.

Belum pernah ada lagi pemimpin kedua negara yang memiliki kedekatan seperti mereka, sejak itu.

Pengganti Keating, John Howard, tadinya hampir menjadikan Jakarta sebagai tujuan kunjungan pertama. Namun dia membatalkan rencana itu pada menit-menit terakhir.

Kevin Rudd, yang menggantikan PM Howard, kemudian meneruskan tradisi ini. Pada 2007, tak sampai sebulan setelah terpilih sebagai PM, Rudd bertolak ke Indonesia menemui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Dia memang dikenal terobsesi membawa Australia untuk menyatu dengan Asia, menanggalkan orientasi namun membawa fokus ke Eropa.

Selama masa jabatannya, Rudd tercatat berkunjung ke Indonesia sebanyak 10 kali. Termasuk di periode kedua pada 2013 saat dia menggantikan kembali PM Julia Gillard.

Di era Rudd, sektor pendidikan dan penelitian mendapat penekanan penting. Disebutkan bahwa lebih 100 ribu warga Indonesia menamatkan pendidikan tinggi di Australia.

Rudd digantikan oleh Gillard setelah terjadi perseteruan kepemimpinan dalam partai mereka, Partai Buruh. PM Gillard tidak menjadikan Jakarta sebagai tujuan kunjungan pertamanya ke luar negeri.

Bahkan kepada ABC News pada 2010, dia mengaku lebih memilih untuk mengunjungi sekolah-sekolah di Australia daripada bertemu dengan para pemimpin dunia di forum internasional.

"Saya akan sangat terbuka dalam soal ini. Kebijakan luar negeri bukanlah minat saya," katanya, kala itu.

Tony Abbott yang terpilih menjadi PM baru dari Partai Liberal, justru mengembalikan 'tradisi' kunjungan pertama ke Jakarta pada September 2013. Abbott bahkan membawa serta rombongan pengusaha dalam jumlah besar.

"Delegasi ini mengirim pesan jelas, pemerintah dan pengusaha Australia bermaksud meningkatkan hubungan ekonomi antara kedua negara," ujar Abbott.

Bahkan, Abbott menghendaki agar seluruh perdana menteri Australia berikutnya menjadikan kunjungan luar negeri pertama ke Indonesia sebagai tradisi.

Hal ini, menurut Abbott, untuk menggarisbawahi betapa pentingnya posisi Indonesia bagi masa depan Australia sendiri.

"Pemerintahan saya akan menerapkan kebijakan luar negeri yang lebih berorientasi ke Jakarta daripada Jenewa," ujar Abbott, saat itu.

Lalu Malcolm Turnbull menggantikan Tony Abbott sebagai PM karena perseteruan internal partai mereka, Partai Liberal. Saat baru menjabat pada November 2015, Turnbull juga berkomitmen meneruskan tradisi ini.

Meski saat itu hanya sekitar 10 jam berada di Jakarta, namun Turnbull menyatakan sangat terkesan dengan kehangatan tuan rumah.

Kali ini, Scott Morrison, perdana menteri baru yang juga terpilih akibat perseteruan internal Partai Liberal, kembali menjadikan Jakarta sebagai tujuan pertama.

Tampaknya, seluruh delegasi PM Australia, baik yang dulu maupun sekarang, menyadari bahwa sebenarnya Indonesia lebih penting bagi Australia dibandingkan sebaliknya.

Morrison sendiri mengakui, kunjungan kenegaraan ke Indonesia sebagai tujuan pertama, merupakan gambaran mengenai pentingnya hubungan kedua negara bagi pemerintahannya.

"Australia dan Indonesia berbagi hubungan geografis dan historis yang dalam, hubungan kontemporer yang hidup dan visi keamanan dan kesejahteraan kawasan," kata Morisson, dalam keterangan tertulis yang diterima ABC.

"Wilayah teritorial Australia mungkin terancam secara langsung oleh kekuatan militer hanya dari, atau melalui, Indonesia dan Papua Nugini," ujar Morisson.

Hal itu senada dengan kata-kata PM Paul Keating yang pernah berucap, "Tidak ada negara yang lebih penting kedudukannya bagi Australia selain Indonesia".

Editor: Nathania Riris Michico

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut