Tragedi Maut Festival Yahudi di Israel, Korban Tewas Jadi 44 Orang
YERUSALEM, iNews.id – Korban tewas dalam insiden upacara keagamaan Yahudi di Israel bertambah menjadi 44 orang, dari sebelumnya 28 orang. Acara yang dikenal sebagai festival api unggun Lag B'Omer itu berlangsung Jumat (30/4/2021).
Korban tewas berjatuhan di tengah kerumunan puluhan ribu orang yang hadir. Festival tersebut dihadiri orang-orang Yahudi yang berkumpul di kompleks makam kuno untuk menjalankan ritual tahunan. Mereka berdoa sepanjang malam, menyanyikan lagu-lagu ritual dan menari bersama di utara Gunung Meron.
Saksi mata mengatakan, mereka yang terjebak saat berdesak-desakan mengalami sesak napas bahkan terinjak-injak di lorong yang padat. Petugas keamanan sempat membunyikan seruan untuk bubar, saat korban tewas bergelimpangan.
Layanan ambulans dari badan darurat Magen David Adom (MDA) mengatakan, helikopter datang mengangkut orang-orang yang terluka ke rumah sakit di Israel utara. Dipastikan 103 orang mengalami luka-luka, dan puluhan lainnya tewas.
Stasiun televisi Israel Channel 12 melaporkan jumlah korban tewas mencapai 44 orang, termasuk anak-anak. Militer Israel juga datang dengan mengerahkan pasukan penyelamat dan tim medis ke lokasi. Peristiwa ini ditanggapi langsung oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
“Ini bencana besar, kami semua berdoa untuk keselamatan para korban,” ujar Netanyahu, dikutip Reuters, Jumat (30/4/2021).
Para pengunjung festival sebagian besar dipisahkan berdasarkan jenis kelamin. Sementara insiden mematikan itu terjadi di lokasi yang menampung para pria Yahudi ultra-ortodoks. Tribun yang menjadi lokasi acara dilaporkan roboh.
Video yang beredar di media sosial menunjukkan suasana mencekam, saat pengunjung memanjat untuk melarikan diri di saat puluhan korban tewas berjatuhan karena terhimpit. Hingga kini insiden tersebut masih ditangani polisi Israel untuk diselidiki.
“Awalnya kami mengira mungkin ada peringatan bom. Tidak ada yang membayangkan bahwa ini bisa terjadi di sini. Sukacita menjadi duka, cahaya terang menjadi kegelapan,” kata seorang peziarah, Yitzhak.
Editor: Ahmad Islamy Jamil