Trump Banggakan Kekuatan Laut AS Terbaik di Dunia tapi Takut Gagal Raih Nobel Perdamaian
WASHINGTON, iNews.id - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali mencuri perhatian dunia lewat pernyataannya yang berapi-api tentang kekuatan militer negaranya.
Dalam pidatonya di hadapan para pelaut dan marinir di kapal induk USS George Washington yang bersandar di Jepang belum lama ini, Trump dengan percaya diri menyebut tak ada kekuatan maritim di dunia yang bisa menandingi Angkatan Laut AS.
Namun, sesaat kemudian, Trump tampak menyadari bahwa ucapannya yang penuh nada militeristik itu bisa merusak citra dirinya sebagai calon penerima Hadiah Nobel Perdamaian 2026, yang tengah ramai dibicarakan.
“Tidak ada musuh yang akan pernah bermimpi mengancam Angkatan Laut Amerika. Tidak ada angkatan laut yang mendekati kekuatan kita,” kata Trump, dalam pidato yang dikutip dari Sputnik.
“Kalaupun ada yang mencoba, kami siap menghancurkan dan menenggelamkannya hingga tak berbekas,” ujarnya, melanjutkan.
Pernyataan tersebut kontan memicu beragam reaksi di Washington dan dunia internasional. Para pengamat menilai Trump kembali menampilkan kontradiksi klasik dalam dirinya, seorang presiden yang di satu sisi ingin dikenang sebagai simbol perdamaian, namun di sisi lain sering melontarkan retorika penuh ancaman militer.
Antara Kebanggaan Militer dan Cita-Cita Nobel
Trump diketahui beberapa kali menyinggung keinginannya untuk meraih Hadiah Nobel Perdamaian, terutama setelah dia mengklaim berperan dalam gencatan senjata di Timur Tengah dan perundingan dagang global. Namun, pernyataannya di Jepang dianggap mengurangi peluang tersebut.
“Trump berusaha menunjukkan kekuatan, tapi di saat bersamaan justru memperkuat citra bahwa dia adalah presiden paling agresif sejak era George W Bush,” ujar pengamat politik dari Georgetown University, Michael Treadwell.
Beberapa diplomat Eropa juga menilai gaya Trump yang terlalu keras bisa merusak posisi diplomatik AS, terutama ketika Washington sedang mencoba menengahi konflik Ukraina dan memperbaiki hubungan dengan Korea Utara.
Konteks Global: Sindiran untuk Rusia dan China
Pidato Trump di kapal induk yang bersandar di Jepang juga dinilai sebagai pesan terselubung bagi Rusia dan China, dua negara yang belakangan memperkuat kekuatan lautnya.
Rusia baru saja mengumumkan keberhasilan uji coba rudal jelajah bertenaga nuklir Burevestnik, yang diklaim memiliki jangkauan hampir tak terbatas. Sementara itu, China terus memperluas armada lautnya di Laut China Selatan dan membangun pangkalan militer baru di kawasan Pasifik.
Trump sempat mengecam uji coba rudal Rusia itu dengan menyebutnya sebagai tindakan “tidak pantas” dan “tidak perlu.”
Dia mengatakan, seharusnya Moskow memikirkan cara mengakhiri perang Ukraina ketimbang membuat senjata baru.
“Pernyataan Trump tentang kekuatan laut bisa dibaca sebagai peringatan simbolik kepada Rusia dan China bahwa dominasi maritim global masih dipegang AS,” kata analis militer dari Naval War College, Dennis Jacobs.