Trump Lagi-Lagi Ramal Perang Gaza Segera Berakhir, Ilusi Politik?
WASHINGTON, iNews.id - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali melontarkan prediksi bahwa perang di Jalur Gaza akan segera berakhir, kali ini dalam kurun 2 hingga 3 pekan.
Namun, skeptisisme publik internasional meningkat, mengingat pernyataan serupa Trump sebelumnya berkali-kali meleset dari kenyataan.
Trump menilai konflik brutal yang menewaskan hampir 62.700 lebih warga sipil Palestina, termasuk anak-anak dan jurnalis, harus segera dihentikan. Dia mendesak Israel merampungkan operasi militernya, apalagi serangan terbaru ke Rumah Sakit Nasser di Gaza Selatan menewaskan sedikitnya 21 orang, lima di antaranya jurnalis.
“Saya kira dalam 2 hingga 3 pekan ke depan, Anda akan mendapatkan akhir yang cukup baik dan konklusif,” ujar Trump di Gedung Putih, dikutip dari Al Jazeera.
“Ini harus segera berakhir karena di antara kelaparan dan semua masalah lainnya, orang-orang (terus) terbunuh,” tambahnya.
Namun, rekam jejak Trump membuat banyak pihak meragukan ucapannya. Sejak awal perang Gaza, dia sudah beberapa kali menyatakan perang di Gaza segera selesai, tetapi kenyataannya konflik justru semakin membara. Bahkan, janji-janji Trump mengenai masuknya bantuan kemanusiaan maupun dukungan finansial puluhan juta dolar untuk Gaza belum terbukti.
Bantuan yang dikoordinir di bawah Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) dianggap sebagai jebakan maut. Hampir 2.000 warga Gaza justru tewas ditembak tentara Zionis di pusat-pusat pendistribusian GHF sejak 27 Mei lalu.
Pemerintahan Trump juga terus memperkuat militer Israel dengan bantuan senjata bernilai miliaran dolar serta menolak upaya internasional yang ingin mengakui Palestina sebagai negara berdaulat.
Lebih jauh, Trump juga tampak berhati-hati saat diminta menanggapi tragedi di Rumah Sakit Nasser. Alih-alih mengecam keras, dia hanya berkata, “Saya tidak senang dengan ini. Saya tidak ingin melihatnya. Pada saat yang sama, kita harus mengakhiri seluruh mimpi buruk ini.”
Alih-alih fokus pada korban sipil, Trump justru mengalihkan pembicaraan ke upayanya membebaskan sandera Israel di Gaza.
Editor: Anton Suhartono