Trump Undang Keluarga Korban Kejahatan Imigran Ilegal ke Gedung Putih
"Ini adalah warga Amerika permanen yang terpisah dari orang yang mereka sayangi selama-lamanya. Saya tidak bisa membayangkan kondisinya akan menjadi lebih buruk, tetapi kami berjanji akan bertindak dengan segenap kekuatan untuk menyelesaikannya. Kami tidak akan istirahat sampai perbatasan aman, warga kami aman, dan mengakhiri krisis imigrasi ini sekali dan untuk selamanya," kata dia, seraya memperkenalkan anggota keluarga satu per satu.
Salah seorang keluarga korban tewas, Laura Wilkerson, mengatakan, putranya terbunuh oleh imigran ilegal pada 2010.
"Tidak ada dari anak-anak kami yang punya waktu semenit pun untuk mengatakan selamat tinggal. Kami tidak cukup beruntung untuk dipisahkan selama lima atau 10 hari. Kami terpisah selama-lamanya," kata dia, membandingkan kematian anaknya dengan anak-anak para imigran ilegal yang terpisah dengan orangtua mereka.
Survei Gallup pada 2017 menyebut, hampir semua warga Amerika yakin kehadiran imigran meningkatkan kriminalitas. Namun banyak pula studi yang mengungkap hasil yang justru sebaliknya.
Penduduk asli Amerika lebih cenderung melakukan kejahatan daripada imigran, dan lebih cenderung dipenjara.
Sebuah studi yang mencakup empat dekade membandingkan imigran dengan tingkat kriminalitas. Hasilnya, imigran justru identik dengan penurunan kejahatan kekerasan, seperti pembunuhan atau kejahatan lain seperti perampokan.
"Hasilnya menunjukkan imigran tidak meningkatkan serangan dan pada kenyataannya, perampokan, pencopetan, pencurian, dan pembunuhan lebih rendah di tempat-tempat di mana tingkat imigran lebih tinggi," kata seorang peneliti, Robert Adelman.
Editor: Anton Suhartono