Turis Tertelan Sinkhole di Malaysia Belum Ditemukan Setelah 6 Hari, Dukun Bertindak
KUALA LUMPUR, iNews.id - Paranormal Malaysia Ibrahim Mat Zin menawarkan bantuan untuk mencari seorang turis India yang tertelan lubang atau sinkhole di Kuala Lumpur. Korban, Vijayalaksmi (48), masuk lubang yang muncul tiba-tiba di depan Masjid India, Kuala Lumpur, pada 23 Agustus lalu.
Mat Zin sebelumnya dikenal dengan usahanya melacak keberadaan pesawat Malaysia Airlines MH370 yang hilang pada 2014 menggunakan perantara kelapa dan bambu.
Namun, pihak berwenang menolak Mat Zin memasuki area sinkhole pada Rabu (28/8/2024). Penolakan juga datang dari para tokoh agama Islam. Bahkan dewan fatwa Malaysia akan memanggil Mat Zin untuk meminta penjelasan soal aksinya itu.
Dia datang dengan penampilan seperti biasanya, menggunakan kacamata hitam, jas warna gelap, serta songkok.
Meski dilarang polisi, Mat Zin sempat mendekati lubang sembari memercikkan air yang berasal dari dasar air terjun di Perak. Namun dia tak membawa barang andalan yakni kelapa dan bambu.
Pria yang juga dikenal sebagai Raja Dukun itu beralasan dirinya ingin membantu karena Vijayalaksmi belum ditemukan meski sudah 6 hari berlalu.
"Saya minta polisi mengizinkan saya melihat lubang pembuangan tetapi ditolak masuk. Saya hanya ingin membantu dan memastikan semua orang aman," katanya, dikutip dari The Straits Times, Kamis (29/8/2024).
Menteri Agama Malaysia Na'im Mokhtar mengatakan kepada Free Malaysia Today, tindakan Ibrahim menyebabkan keresahan publik dan kesalahpahaman tentang Islam di antara masyarakat.
Sebenarnya Mat Zin saat sedang dalam pengawasan kantor mufti federal karena praktik ritual sebelumnya.
Vijayalaksmi jatuh ke lubang sedalam 8 meter yang muncul tiba-tiba di trotoar Jalan Masjid India saat berjalan menuju kuil di lokasi. Pihak berwenang yakin Vijayalaksmi terbawa arus air di bawah ke terowongan pembuangan bawah tanah.
Mat Zin bukan satu-satunya paranormal yang menggunakan cara mistis untuk mencari korban. Empat orang juga melakukan ritual di lokasi itu pada Rabu kemarin.
Editor: Anton Suhartono