Turki: Amerika Serikat Tak Berhak Ancam-Ancam Arab Saudi!
ISTANBUL, iNews.id – Turki menilai tidak sepantasnya Amerika Serikat menekan Arab Saudi setelah kelompok negara produsen minyak OPEC+ mengumumkan pemangkasan produksi mereka, meski ada keberatan dari Washington DC.
“Kami melihat bahwa sebuah negara telah mengancam Arab Saudi, terutama baru-baru ini. Penindasan ini tidak benar,” kata Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu, dalam konferensi pers di Turki Selatan, Jumat (21/10/2022).
Pekan lalu, Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa akan ada “konsekuensi” terhadap hubungan AS dengan Arab Saudi setelah OPEC+ mengumumkan akan memangkas target produksi minyaknya.
Menanggapi ancaman Biden itu, Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan mengatakan, keputusan OPEC+ murni karena masalah ekonomi. Kebijakan itu diambil dengan suara bulat oleh negara-negara anggota organisasi tersebut.
“Kami pikir tidak tepat bagi AS untuk menggunakannya sebagai elemen tekanan terhadap Arab Saudi atau negara lain dengan cara ini,” kata Cavusoglu.
Turki tahun ini berusaha untuk menormalkan hubungan dengan Arab Saudi, yang sempat putus pascapembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi di Istanbul pada 2018. Saat ini, Turki juga mencari dukungan keuangan asing untuk meningkatkan ekonominya yang terkepung menjelang pemilihan tahun depan.
Pada April lalu, Presiden Recep Tayyip Erdogan mengadakan pembicaraan empat mata dengan Pangeran Muhammad bin Salman (MBS) di Arab Saudi. Sebelum itu, Ankara lebih dulu membatalkan pengadilan Turki atas kasus pembunuhan Khashoggi.
Editor: Ahmad Islamy Jamil