Turki Kecam Rusia karena Akui Kemerdekaan Wilayah Ukraina tapi Menolak Sanksi, kok Begitu?
ANKARA, iNews.id - Turki punya sikap berbeda dengan negara anggota NATO lainnya soal pernyataan Presiden Rusia Vladimir Putin yang mengakui kemerdekaan dua wilayah memisahkan diri di Ukraina, Dontask dan Luhanks.
Meski turut mengecam pengakuan Putin tersebut, Turki menolak keputusan untuk menjatuhkan sanksi terhadap Negara Beruang Merah. Sikap itu sudah disampaikan sebelum pengakuan Putin atas kemerdekaan dua wilayah Ukraina.
"Sanksi terhadap Rusia tidak ada gunanya. Anda hanya menunda masalah," kata Juru Bicara Kepresidenan Turki, Ibrahim Kalin, kepada DW.
Turki menyebut pengakuan Rusia terhadap kelompok separatis Ukraina sebagai pelanggaran yang tidak bisa diterima terhadap integritas teritorial Ukraina. Presiden Recep Tayyip Ergodan mendesak semua pihak untuk menghormati hukum internasional. Ini merupakan bahasa paling keras disampaikan Erdogan terhadap Rusia sejak pasukannya menembak jatuh jet tempur Rusia di dekat perbatasan Suriah pada 2015.
Posisi Turki memang agak unik dibandingkan dengan negara sekutu di NATO. Ini karena di banyak sisi Turki dan Rusia memiliki hubungan kerja sama ekonomi dan pariwisata yang dekat.
Menurut analis, sikap Presiden Tayyip Erdogan untuk mengambil posisi aman tak lepas dari kepentingan ekonomi. Erdogan tampaknya ingin tetap melindungi perekonomian Turki yang sudah terpuruk akibat guncangan beruntun krisis mata uang sejak Desember 2021.
Kebijakan yang melawan Rusia terlalu jauh juga bisa berdampak pada pasokan energi, kerja sama perdagangan, serta pariwisata.
"Prospek konflik tak berdarah yang berkepanjangan atau sanksi substantif terhadap ekspor energi Rusia bisa sangat merugikan Turki (dan mengancam) stabilitas ekonomi," kata Atilla Yesilada, analis GlobalSource Partners, di Istanbul.
Sejak krisis memanas, Turki memang mengancam Rusia jika menyerang Ukraina. Namun di sisi lain, Erdogan juga menyoroti kedekatannya dengan Putin. Dia juga mengkritik sikap Barat yang seolah menjadi penghalang perdamaian.
Turki mengambil peran untuk menjadi penengah krisis tersebut dalam pertemuannya dengan Zelensky dan Putin.
Kedekatan Turki bukan hanya kepada Rusia, tapi juga Ukraina. Seperti diketahui, militer Rusia menggunakan drone Bayraktar TB-2 buatan Turki untuk menggempur posisi pasukan pemberontak pro-Rusia di perbatasan.
Kedua negara juga menjalin kerja sama pertahanan termasuk produksi massal drone Bayraktar di Ukraina, paling cepat mulai tahun ini.
Editor: Anton Suhartono